Berita Bekasi Nomor Satu

Migor Langka, Emak-Emak di Tangsel Menjerit

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Minyak goreng (migor) di beberapa minimarket di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) masih saja langka. Minimnya bahan baku menjadi alasan minyak goreng di daerah ini menjadi langka.

Sebagai contoh adalah Alfamart di Jalan Padjajaran Kota Tangsel. Di mini market yang berada di sebelah Pasar Kita itu tak ada seliter pun minyak goreng.

“Kosong pak. Kalaupun ada harganya mahal banget. Di kisaran Rp 46 ribu sampai Rp 50 ribu untuk dua liter minyak goreng kemasan,” kata karyawati yang bertugas di sana.

Kondisi serupa juga terjadi di Indomaret Griya Jakarta. Di rak mini market yang memiliki warna brand merah dan biru itu tersisa 5 liter minyak goreng kemasan yang setiap botol plastik berisi 1 liter.

“Setiap kali minyak goreng datang selalu diserbu warga pak. Udah harganya mahal, barangnya langka. Harga minyak goreng sudah naik sejak kemarin. Gak tahu kenapa bisa naik,” kata Ayu, karyawati Indomaret di sana.

Langkanya minyak goreng di Tangsel tentu membuat ibu rumah tangga di kawasan itu kelimpungan. Tak sedikit yang harus mencari minyak goreng di beberapa tempat yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.

”Di semua tempat habis pak. Saya dari Reni Jaya sampai sini baru dapat. Udah gitu mahal pula,” kata Herminaningsih, warga Reni Jaya, Pamulang.

Hal sama dikatakan Umi Asih. Perempuan berhijab ini harus rela menembus hujan untuk mencari seliter minyak goreng. “Saya dari Sarua, baru dapat di sini (Indomaret Griya Jakarta),” keluhnya. “Tapi udah mahal,” tambahnya.

Sementara itu, Yuliati, seorang ibu rumah tangga di Griya Jakarta menyikapi kelangkaan minyak goreng dengan santai. Dia mengaku tak khawatir jika dia tidak mendapatkan minyak goreng di swalayan.

“Saya nggorengnya pakai air fryer. Toh rasanya juga gak beda jauh kalau kita mau ngegoreng pakai minyak,” kata dia. Air fryer adalah alat penggorengan yang tidak membutuhkan minyak untuk memasak.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengusulkan agar DPR membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengungkap penyebab kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Menurutnya, selain mengungkap kelangkaan minyak goreng dan pembahasan solusi, pansus dijadikan sebagai respons kekecewaan parlemen terhadap Menteri Perdagangan (Mendag) M. Lutfi yang dua kali mangkir saat diundang resmi pada rapat kerja gabungan membahas penyelesaian krisis minyak goreng.

“Diharapkan melalui pansus dapat merekomendasikan solusi tepat yang bisa segera dilakukan pemerintah dalam mengatasi problem kelangkaan minyak goreng,” kata Dedi.

Hal yang sama disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani. Dia mengingatkan agar pemerintah segera menyelesaikan berbagai persoalan mengenai minyak goreng karena sebentar lagi memasuki bulan Ramadan.

Puan berharap selama Ramadan minyak goreng tidak menjadi masalah bagi masyarakat yang menggunakannya untuk kepentingan puasa.

“Kami meminta komitmen pemerintah untuk menyelesaikan persoalan minyak goreng yang masih langka di pasaran dan membuat masyarakat kesulitan,” kata Puan. (wsa)