Berita Bekasi Nomor Satu

Tiga Bulan Awal, Stunting Menurun

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat perkembangan angka stunting yang ada di wilayah Kota Bekasi berada di kisaran 7,9 persen dalam kurun tiga bulan awal di tahun 2022.

Angka tersebut menurun dari angka 9,7 persen dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).”Saat ini untuk kondisi angka stunting di Kota Bekasi menurun untuk tiga bulan awal dengan angka 7,9 persen dari angka RPJMD 9,7 persen,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati kepada Radar Bekasi, belum lama ini.

Adapun data prevalensi stunting di mulai tahun 2019 sebesar 10.7 persen, prevalensi tahun 2020 sebesar 10.6 persen, dan prevalensi stunting 2021 sebesar 7,9 persen.

Tanti pun menjelaskan, secara target untuk pencanangan persentase angka stunting di Kota Bekasi melalui RPJMD, Pemkot Bekasi menargetkan berada di kisaran 9,8 persen.

Namun, dikarenakan persentase angka tersebut sementara ini masih berada di kisaran 7,9 persen, untuk kedepannya dimungkinkan angka itu masih bisa tergolong fluktuatif.

“Melalui persentasenya masih bisa dapat berubah untuk sewaktu-waktu,” ucapnya.

Adapun penyebab stunting diantaranya disebabkan dari berbagai hal seperti kurangnya vitamin, asupan gizi yang kurang ataupun masa pertumbuhan yang terganggu.

“Makanya harus diperhatikan bagi intervensi yang sudah kita lakukan, Dengan intervensi yang kita lakukan adalah pemberian tablet darah, promosi dan konseling, menyusui, promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMDA),” tuturnya.

Lanjut Tantu, mencegah stunting perlu memperhatikan asupan makanan, pemberian suplemen gizi, pemberian makan tambahan (PMT) atau makro, lalu tatalaksana gizi buruk, kemudian suplementasi kalsium, suplemen vitamin A, suplemen zinc, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, suplemen gizi mikro dan pemberian obat cacing tetap di lingkungan terpadu balita.

”Nah itulah yang harus dipenuhi yaitu selain ada suplemen atau vitamin, maka asupan makanan itu yang harus dijaga, selain turut melakukan imunisasi,” lanjutnya.

Tanti pun menambahkan dalam pencegahan stunting sendiri, ada yang perlu diperhatikan terutama kepada para keluarga yang memiliki anak-anak balita pada khususnya. Seperti,kata dia bagi para keluarga tersebut diantaranya turut memperhatikan mengenai pentingnya apa itu daya tumbuh kembang anak.

“Pola asuh ini yang menyebabkan terjadinya stunting. Itu yg harus diantisipasi dari masing-masing keluarga yang mempunyai anak balita, ya karena kita tahu kondisi gagal tumbuh pada anak adalah dibawah 5 tahun dimana ini pastinya kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1000 hari pertama kehidupan, jadi itu yang harus menjadi perhatian agar tidak terjadi stunting,” tutupnya. (cr1) .