RADARBEKASI.ID, MEDANSATRIA – Ratusan penghuni Ruko Asia Tropis dan Mega Boulevard Harapan Indah Kota Bekasi berdemo di depan kantor Marketing Gallery Harapan Indah, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi, Selasa (22/3). Mereka menuntut penolakan rencana penerapan sistem gate parkir di area tersebut.
Dengan adanya sistem itu, alasan mereka, akan menyulitkan aktivitas warga ruko sekitar yang akan berdampak pada pendapatan.
Ketua RW 023, Yudi mengatakan permasalahan ini bermula ketika pihak developer dari PT Hasana Damai Putra (HDP) berkeinginan memasang gate parkir system di Ruko Asia Tropis dan Mega Boulevard Harapan Indah Kota Bekasi. Rencana, tersebut tidak pernah melibatkan diskusi dengan para pemilik ruko maupun warga setempat. Warga khawatir akibat dampak yang akan ditimbulkan dari pemasangan gate system parkir tersebut.
“Kita khawatirkan justru berdampak pada ruko-ruko itu dan justru bisa tutup dengan memaksakan kehendak bayar parkir Rp 5000. Sementara di situ misalnya jualan bubur yang hanya 10 ribu, apa tidak menjadi beban,” kata Yudi ditemui disela aksi demo, kepada awak media.
Lanjut dia, sejak rencana itu digulirkan, pihak developer pun tidak memberikan penjelasan secara detail mengenai rencana itu. Bahkan warga yang menolak pun sempat melakukan negosiasi, hasilnya tidak mencapai kata sepakat. Karena itu, aksi demo pun digelar di depan Kantor Marketing Gallery Harapan Indah.
“Hari ini deadlock. Mereka tidak bisa berikan keputusan apa-apa. Masih dipelajari dan dipelajari, bahasanya selalu seperti itu. Intinya kami warga menolak karena ini akan menjadi beban, apalagi dengan kondisi pandemi seperti ini,” ucapnya.
Sementara itu, pemilik Ruko, Hartono Rusli mengatakan, ada sebanyak 260 ruko yang terdampak terkait rencana pembuatan gate system parkir itu.
Apalagi ruko-ruko itu kebanyakan diantaranya merupakan para pelaku UMKM. Dengan rencana itu, ia pun juga mengaku khawatir akan memepengaruhi pendapatan pedagang.
“Disitu macem-macem ada laundry, nasi padang, macem-macem lah yang buka usaha kuliner. bayangin, nasi padang aja diturunin jadi Rp 10 ribu. Nah kalo ada gate parkir Rp5000, kalau tetangga ada yang jual Rp12 ribu, ya pasti lebih memilih di luar tempat lain belinya,” jelasnya.
Namun, sejauh ini untuk sistem parkir di area ruko tersebut diakui olehnya masih diberlakukan sistem bebas parkir. Artinya tidak ada tarif parkir di area itu.
Sebab, sejak ia membeli ruko itu pun, juga terdapat spanduk yang dipasang developer jika area tersebut bebas parkir.
Sejauh ini bebas untuk parkir ini. Sejak awal pun developer juga sudah buat spanduk bebas parkir di area itu.
“Ini sesuatu yang mengecewakan, kalau ada yang beli ruko lalu tak lama lagi pasang gate ini jadi pembohongan. Padahal itu ada spanduk area bebas parkir. Kita berharap penerapan sistem gate parkir itu ditiadakan,” imbuhnya.
Sehingga hal ini tidak berdampak kepada pemilik ruko yang mayoritas merupakan pelaku usaha UMKM. Jika ada distribusi, pihaknya mengaku tidak keberatan, asalkan tanpa gate parkir.
“Harapan kita sama jangan dikasih gate parkir. Kalau mau bayar distribusi silahkan. Kalau mau dibebankan distribusi enggak apa-apa. Kita bayar tapi jangan ada batasan (gate parkir). Kalau dikasih sekat akses warga akan sulit,” ujarnya.
Dikonfirmasi terkait keluhan penghuni Ruko Tropis dan warga Mega Boulevard Harapan Indah, pihak HDP belum berkomentar. (pay)