RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kelangkaan tidak hanya terjadi pada minyak goreng. Ketersediaan solar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) juga sempat dikeluhkan sejumlah pengemudi truk. Pemberitahuan kekosongan solar juga terpampang di depan pintu masuk SPBU.
Pantauan Radar Bekasi, kekosongan stok sempat terlihat di SPBU Jalan Raya Bantargebang Kota Bekasi. Kondisi itu mulai terjadi sejak sepekan lalu.
Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) sebagai organisasi wadah bagi perusahaan-perusahaan truk juga sempat menemukan adanya kelangkaan solar. Kondisi itu terjadi sejak awal tahun. Sejumlah sopir sempat mengeluhkan kelangkaan solar utamanya di daerah Jawa dan Sumatera.
“Di awal tahun ini ini temen-temen sempat mengeluhkan kelangkaan solar di Jawa dan Sumatera, tapi gak sampai ekstrem lama si, hanya tersendat saja,” ujar Ketua Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Kyatmaja Lookman kepada Radar Bekasi, Selasa (22/3).
Menurutnya sejauh ini kelangkaan diperkirakan karena pasokan tersendat. “Solar tidak susah, hanya tersendat. Biasanya kita di akhir tahun mengalami sulitnya solar karena di akhir tahun subsidi solar habis-habisan,” tuturnya.
Disisi lain ia menyebut tersendatnya pasokan solar juga secara tidak langsung imbas perang Rusia dan Ukraina. Pasalnya kata dia, perang Rusia dan Ukraina, menyebabkan Rusia mendapatkan sanski dari negara-negara barat dengan tidak membeli minyak di Rusia, yang berimbas kepada minyak dunia.
“Nah artinya ketika negara lain tidak membeli minyak di Rusia, suplai minyak Rusia menjadi berdampak pada menurunnya minyak Dunia. Kita ketahui jika suplai turun harga harga pasti naik, otomatis rebutan ini, bila perang gak selesai-selesai nanti perkiraan saya di pertengahan tahun ini kita akan kesulitan untuk bahan bakar solar,” paparnya.
Sementara, Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan untuk stok dan penyaluran bahan bakar berjalan normal termasuk solar subsidi.
Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini realisasinya sudah di atas 5 persen dan akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan energi salah satunya Solar Subsidi.
Irto pun memastikan pihaknya akan terus menjaga ketersediaan stok dan menjamin distribusi di lapangan berjalan dengan maksimal.
“Stok Solar subsidi secara nasional di level 20 hari dan setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU terus dimonitor secara real time. Namun harus diketahui secara nasional per Februari penyaluran solar subsidi sudah melebihi kuota sekitar 10 persen” ucap Irto saat dikonfirmasi, Selasa (22/3).
Selain itu, Irto memastikan Pertamina Patra Niaga akan terus melakukan monitor ke seluruh proses distribusi, mulai dari terminal BBM hingga sampai pihak konsumen untuk memastikan SPBU memiliki ketersediaan stok bahan bakar.
Untuk solar subsidi pihaknya akan memfokuskan di jalur logistik serta jalur yang memang penggunaanya adalah yang berhak menikmati bahan bakar solar subsidi tersebut.
“Jadi untuk masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panic buying. Untuk pembelian bahan bakar kami imbau tetap sesuai dengan kebutuhan dan untuk tetap hemat dalam penggunaannya mengingat saat ini harga minyak sangatlah mahal,” tuturnya. (cr1).











