Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Klub Atta Bikin Kisruh

DEMO : Supporter Persipasi yang tergabung dalam beberapa aliansi melakukan aksi demo di depan Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Rabu (30/3). Mereka menolak kehadiran Bekasi FC.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dunia sepak bola Kota Bekasi terus berpolemik. Bukannya menuai prestasi yang membanggakan, justru sebaliknya. Suporter pendukung Persatuan Sepakbola Indonesia Patriot Bekasi (Persipasi) mendesak restrukturisasi di tubuh PCB Persipasi dan membersihkan nama Patriot Candrabhaga (PCB) dari nama klub saat ini, serta menolak rencana kemunculan Bekasi FC.

Ya, pasca pertemuan Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto dengan pemilik klub AHHA PS Pati Atta Halilintar dan Putra Siregar beberapa waktu lalu, dunia sepak bola Kota Bekasi menjadi perhatian publik. Foto pertemuan ketiganya diunggah di laman media sosial resmi Atta Halilintar 18 Maret 2022. Dua hari berikutnya, akun media social Atta mengunggah lambang klub bergambar kuda jingkrak dengan kalimat Bekasi Football Club. Klub Bekasi FC hendak digunakan setelah mendapat lampu hijau ber homebase di Stadion Patriot Candrabhaga.

“Belum sempat nama nya berubah resmi jadi AHHA PS kami dengan kerendahan hati ingin mencoba berjuang lagi di sepak bola tanah air dari Kota Bekasi. Kami sepakat nama kota lebih tinggi dan lebih utama dari apapun. Karena setiap kota punya pecinta sepak bola fanatik yang mau kotanya maju berjuang Bersama,” tulis Atta di laman media social resminya 20 Mei 2022.

Akun media sosial Bekasi FC sudah ada, diikuti oleh 952 pengikut. Tiga postingan teratas akun ini menampilkan gambar Stadion Patriot Candrabhaga, tugu bambu, dan lambang klub Bekasi FC. Nama klub ini kemudian mendapat somasi dari pemilik sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), pemiliknya telah memegang sertifikat merek.

Sementara itu Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto belum lama ini mengaku, pertemuannya dengan Atta membahas perkembangan sepak bola. Hasil pertemuan tersebut memungkinkan muncul kesebelasan lain yang juga hebat di samping Persipasi.

“Persipasinya harus hebat, mungkin nanti ada yang namanya Bekasi United, juga lebih hebat. Jadi ada satu jenjang yang luar biasa. Nanti Bekasi Unitednya masuk liga satu, Persipasinya masuk liga dua, gitu aja terus berkelanjutan,”katanya.

Wacana tersebut di oleh komunitas suporter Persipasi. Mereka menempel selembaran kertas berisi pesan bahwa Bekasi FC bukan klub kebanggaan Kota Bekasi. Mereka meminta nama Bekasi tidak dicatut untuk kepentingan bisnis. Aksi protes juga berlanjut kemarin, mereka mendatangi kantor Askot PSSI Kota Bekasi dengan tuntutan lebih banyak.

Para suporter sepakat klub sepak bola kebanggaan Kota Bekasi hanya Persipasi. Suporter yang telah 10 tahun memperjuangkan Persipasi dan tidak kunjung mendapatkan hasil ini, meminta perubahan nama PCB Persipasi menjadi Persipasi, mendorong pemilihan ketua umum Persipasi secepatnya, dan meminta Askot melibatkan supporter dalam setiap pergerakan yang terjadi di tubuh Persipasi.

“kita kecolongan Ketika ada desas-desus Bekasi fc datang ke Bekasi. Nah kita menyatakan yang ada di kota Bekasi kebanggaan hanya satu persipasi, itu saja. Secara garis besar kita menolak (penggunaan nama Bekasi pada klub Bekasi FC), karena Bekasi sudah ada kebanggaan tersendiri,” kata Presiden Komunitas Suporter Jalur Hitam (JH) 2010, Agus Leo, Rabu (23/3).

Aksi menuntut kepengurusan yang profesional sudah tiga kali dilakukan oleh komunitas suporter. Suporter Persipasi menilai kekisruhan sudah beberapa kali mewarnai perjuangan Persipasi, secara umum dilatarbelakangi ikut campurnya kepala daerah, selain bobroknya pengurus sebelum Persipasi merger dengan PCB Fc.

Leo menceritakan perjalanannya dan teman-teman suporter memperjuangkan Persipasi, bagi mereka Persipasi harga mati, tidak ada kebanggaan lain, meski diakui Sebagian besar supporter bukan warga asli Bekasi. Kebanggan warga Kota Bekasi terhadap Persipasi muncul tahun 1997 saat Kota Bekasi dimekarkan dari Kota Bekasi, meski saat itu masih berlaga di kasta setara liga tiga saat ini.

Perkembangan klub makin terlihat saat pergantian Walikota Bekasi Nonon Sonthanie ke Akhmad Zurfaih tahun 2003 silam, meski bertahan di liga tiga, Kota Bekasi melahirkan pemain hebat penghuni Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Pergantian kepala daerah selanjutnya ke tangan Mochtar Mohamad tahun 2008 silam Persipasi makni dicintai oleh suporter, naik kasta dari liga dua ke liga tiga, ini adalah kasta tertinggi Persipasi berlaga sepanjang sejarah klub.

Pasca kepemimpinan Mochtar Mohamad yang dinilai memberikan perhatian besar pada dunia sepak bola di Kota Bekasi, Persipasi mulai diselimuti kekisruhan. Kekisruhan yang menimpa Persipasi ini dinilai akibat kekhawatiran pemerintah daerah tidak mendapat bagian, efek mafia sepak bola, hingga isu sepak bola yang dianggap sebagai isu politik oleh pihak tertentu. Persipasi semakin terpuruk di dunia sepak bola Indonesia, Persipasi demerger dengan Pelita Bndung Raya (PBR) membuat nasib Persipasi makin tidak jelas.

Patriot Candrabhaga (PCB) Fc berdiri, tapi kehadiran klub ini tidak bisa menggantikan posisi Persipasi di hati supporter, hingga akhirnya PCB di merger dengan Persipasi menjadi PCB Persipasi, dan ditolak oleh suporter. Sejak awal, kemunculan PCB Fc dinilai semakin memperkeruh keadaan sepak bola Kota Bekasi.“Itu bukan membuat obat, tapi malah memberi rasa sakit hati ke kawan-kawan, sebagai penguasa bukan memperjuangkan tapi malah membuat kisruh baru,” ungkapnya.

Bagaimana tidak, mereka telah berjuang agar Persipasi tetap ada dan tidak dibekukan oleh PSSI. Dalam kondisi terparah, klub tidak mampu untuk membayar gaji pemain senilai Rp1 miliar, serta tidak mampu mendaftarkan Persipasi mengikuti kompetisi liga dengan biaya Rp 7 juta, saat itu komunitas suporter berjuang mengumpulkan pundi-pundi uang.“Bahkan dari suporter itu patungan, bagaimana kita menggedor yang punya jabatan itu bisa peduli sama Persipasi. Kita ngamen sama pemain waktu itu,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Askot PSSI Kota Bekasi, Muhammad AR mengaku telah mengirimkan surat permohonan perubahan nama PCB Persipasi menjadi Persipasi Kota Bekasi melalui surat nomor 024/09/DS-PSSI.BKO/III-2022 per tanggal 24 Maret 2022. Saat ini wewenang pengelolaan PCB Persipasi sepenuhnya diserahkan kepada Askot PSSI setelah PT Aditya Ricky Utama sebagai pengelola klub telah membubarkan diri serta menyerahkan kepemilikan dan pengelolaannya per tanggal 27 Januari lalu. Di tanggal yang sama juga Askot menerima penyerahan pengelolaan dari ketua harian PCB Persipasi.

Selain pelimpahan wewenang, alasan Persipasi memiliki nilai jual di Kota Bekasi juga mendasari surat permohonan perubahan nama dilayangkan oleh Askot. “Nanti di dalam kongres disahkan, kalau diterima usulan askot kota Bekasi, warga kota Bekasi, supporter kota Bekasi, nanti diketuk palu pada kongres asprov juli 2022, sekarang masih ada waktu untuk kita memenuhi tuntutan para suporter,” paparnya.

Pria yang akrab disapa AR ini menjelaskan, Persipasi sejatinya terangkat dari kasta Liga Tiga seri 2 ke Liga Tiga seri 1 setelah di merger dengan PCB. Hal lain yang disampaikan oleh AR, perubahan nama seperti yang saat ini diusulkan juga menjadi tujuan Walikota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi, satu tahun setelah demerger nama PCB akan dihilangkan, sayang tidak sampai satu tahun Rahmat Effendi tersandung kasus.

Sementara terkait dengan wacana Bekasi FC yang juga ditolak oleh suporter, AR mengaku ia juga ikut dalam pertemuan Plt Walikota bersama pemilik klub AHHA PS Pati. Dalam pertemuan itu, AHHA PS Pati ingin menjadikan Stadion Patriot Candrabhaga sebagai home base. Sedangkan nama Bekasi FC hanya sekedar wacana.“Namun dari obrolan itu saya dengar karena saya hadir boleh tidak pakai Bekasi fc, itu baru wacana,” tambahnya.

Selain menjadikan Stadion Patriot Candrabhaga sebagai home base, AHHA PS Pati berniat membangun lapangan Latihan pendukung untuk timnya di Kota Bekasi. Setelah 20 tahun lapangan pendukung ini akan diserahkan kepada Kota Bekasi tanpa mengganggu klub lain yang ada di Kota Bekasi. (sur)