Berita Bekasi Nomor Satu

Jumlah SD Bakal Berkurang 40 Unit

ILUSTRASI:  Sejumlah siswa SDN Jatiasih IV Kota Bekasi saat mengikuti ujian sekolah. Jumlah SD di Kota Bekasi bakal berkurang 40 unit. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jumlah SD di Kota Bekasi bakal berkurang 40 unit. Musababnya, Dinas Pendidikan setempat tahun ini telah menetapkan 74 unit akan dilakukan merger atau penggabungan menjadi 34 unit.

Satuan pendidikan tersebut berada tersebar di delapan kecamatan (lihat grafis). Namun demikian, Disdik belum merinci nama-nama sekolah yang akan digabung.

Alasannya, karena surat keputusan Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto belum turun.  “Dari 74 sekolah nanti akan jadi 34 sekolah setelah dilakukannya merger. Tapi untuk saat ini nama-nama sekolahnya belum bisa diinfo karena surat keputusan Plt Wali Kota nya belum turun. Jadi kami hanya bisa menyampaikan jumlahnya saja,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Disdik Kota Bekasi Krisman Irwandi kepada Radar Bekasi, Senin (23/5).

Penggabungan sekolah itu dilakukan karena memiliki jumlah siswa kurang dari 200 orang. Rencana tersebut ditargetkan dapat terealisasi sebelum penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023 dimulai.

“Rencana kami sebelum PPDB dimulai. Jadi sekolah yang sudah terdata untuk di merger tidak lagi menerima siswa di tahun ajaran baru ini,” tuturnya.

Terkait rencana itu, Krisman mengaku, sejak satu bulan lalu sudah melakukan sosialisasi ke sekolah. Saat ini, sekolah yang akan dimerger sedang mendata siswa untuk administrasi baru.

“Sosialisasi sudah dilakukan, Jumat kemarin kami juga sudah melakukan sosialisasi kepada camat, lurah, komite, dewan pendidikan dan beberapa pihak terkait tentang progres merger in,” tukasnya.

Sementara, Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzi mengungkapkan, merger sekolah ini merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

“Merger sekolah ini memang harus dilakukan, agar mutu pelayanan pendidikan di Kota Bekasi lebih maksimal. Karena kita lihat beberapa sekolah negeri khususnya di wilayah perumahan sudah sedikit sekali siswanya, di satu sisi ada beberapa sekolah yang kekurangan guru,” tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi tersebut.

Dewan Pendidikan, kata Ali, sudah memberikan peringatan kepada Disdik agar dalam merger ini jangan sampai menimbulkan kegelisahan bagi orang tua atau wali murid.

“Ini catatan  untuk Disdik agar memastikan tidak ada kegelisahan yang timbul dipikiran orangtua. Karena kadang orangtua mikir dengan adanya merger sekolah ini anak saya pindah kemana sekolah nya, padahal mah gak kemana-mana hanya dipindahkan saja administrasinya ke sekolah induk yang akan menerima merger. Jadi sosialisasinya memang harus kuat,” pungkasnya.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Daradjat Kardono mengatakan, merger SD harus disiapkan dan dipertimbangkan secara matang.

“Secara umum saya sudah mendengar rencana ini, jadi Disdik harus melakukan persiapan secara matang. Dimana ketika pelaksanaannya kita inginkan tidak menimbulkan kegaduhan masyarakat,” ucap anggota legislatif asal PKS tersebut.

Selain itu, kata dia, Disdik harus memastikan bahwa perubahan manajemen satuan pendidikan harus dikelola dengan jelas dan baik sehingga tidak merugikan peserta didik.

“Merger sekolah artinya ada perubahan manajemen, disini kami pihak DPRD meminta agar pengelolaannya dilakukan dengan jelas dan baik. Jangan sampai merger sekolah ini merugikan peserta didik,” tuturnya.

Disdik juga harus benar-benar memastikan terkait pengelolaan sarana dan prasarana bagi sekolah yang terkena merger. “Sarana dan prasarana harus dikelola dengan jelas, siapa yang mengurus jangan sampai hanya sekedar merger sekolah saja. Karena ini melibatkan kemajuan pendidikan di Kota Bekasi,” imbuhnya. (dew)