RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Sejumlah aktivis dan mantan pengurus parpol bersatu dalam Gerakan Bhinneka Nasional (GBN). Mereka beralasan, GBN lahir sebagai gerakan budaya mengembalikan cita-cita luhur founding father bangsa sesuai UUD 1945.
“Gerakan ini sebagai gerakan budaya yang mengingatkan seluruh komponen bangsa, terutama politisi yang sudah melupakan UUD 1945. Serta melanggengkan KKN dalam pengelolaan negara,” ungkap Eros Jarot, pendiri dan Ketua Umum GBN.
Eros mempertanyakan hasil Reformasi 1998. Negara tanpa korupsi, kolusi dan nepotisme. Namun kenyataannya malah lebih arah dari ORBA, menurut Eros, KKN saat ini tengah dipertontonkan oleh para penguasa dan politisi.
“5 kali pemilu, apa yang dihasilkan? Yang berkuasa itu itu saj, dan negara semakin tanpa arah, jauh dari cita-cita UUD 1945. Ini adalah gerakan budaya untuk mengingatkan segenap anak bangsa bahwa kekuasaan harus berpihak kepada rakyat dan dalam rangka mensejahterakan rakyat. Bukan hanya segelintir orang,” papar Eros, saat deklarasi GBN di markas besar GBN jalan Pejompongan, Jakarta Pusat, Minggu (29/5).
GBN menurut Eros menjadi mitra dan oposisi kritis bagi pemerintahan yang berkuasa. Yang selalu mengingatkan penguasa dan politisi untuk kembali kepada Pancasila sebagai dasar negara, dan menjalankan amanah founding father yang termaktub dalam UUD 1945. (zar)