Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

LDII Dorong Lahirnya Generasi Unggul

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPD LDII Kota Bekasi menyelenggarakan kegiatan Webinar secara daring lewat platform zoom meeting di 160 titik, dengan tema ‘Pendidikan anak usia dini, kita siapkan Generus yang alim dan faqih’, pada Sabtu (28/8) kemarin, dengan menghadirkan narasumber Hj. Reni Nurlela, praktisi dan pemerhati pendidikan anak usia dini.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD LDII Kota Bekasi, Ary Widjanarko mengataan bahwa Indonesia berada urutan urutan ke empat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia, tentu Indonesia pun membutuhkan generasi unggul yang dapat menaikan dan memajukan derajat bangsa. Maka itu, salah satu upaya menghasilkan generasi unggul itu dengan pendidikan karakter.

Sejalan dengan 8 bidang pengabdian LDII untuk bangsa, kata Ary, kegiatan pada hari ini terkait dengan bidang pendidikan, karena hal ini penting untuk bagaimana bisa melakukan pendidikan karakter sebagai alternative bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2045.

“Jadi, kegiatan ini adalah upaya kami untuk terwujudnya generus yang professional dan religius, dan sebagai bentuk kontribusi kami untuk Kota Bekasi semakin Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan,” jelasnya.

Sementara itu, dalam pemaparan materinya Hj Reni Nurlela motivator pendidikan bidang pendidikan usia dini mengatakan, bahwa hal mengenai pendidikan karakter anak usia dini sangat penting. Oleh sebab itu, kepada para guru kegiatan belajar mengajar (KBM) dan juga orangtua pun wajib mengerti karena hal ini bisa menerapkan pondasi anak-anaknya di usia antara 0-8 tahun.

Ia pun menekankan pentingnya pendidikan karakter anak sejak dini, dan mendidik bukan hanya tanggung jawab guru saja. Menurut dia, semua yang berperan bergerak bersama menuju titik pendidikan karakter. Karena peran pola asuh harus bersama-sama, 20% sekolah, lingkungan 20% dan keluarga memiliki porsi besar 60%.

“Dengan pola inilah diharapkan pendidikan karakter terbentuk, dan kerjasama orang tua menjadi penting dalam praktik pembentukan karakter,” paparnya.

Lebih jauh, kata dia, menurut data dari KPAI menyebut bahwa Indonesia berada di urutan ketiga di dunia sebagai negara tanpa Ayah (fatherless country), atau ketidakhadiran dari seseorang ayah baik fisik atau psikologis dalam kehidupan anak, rupanya cukup besar di Indonesia. “Maka, melalui webinar ini saya ingin mengingatkan bahwa ibu mempunyai peran utama dalam menanamkan pondasi karakter, dan ayah membantu memberikan motivasi dan ilmu dalam kepemimpinan kepada anak-anak, untuk itu bersinergi dalam menanamkan pondasi karakter anak menjadi penting,” jelasnya.

“Banyak contoh praktik yang sudah dilakukan di tempat-tempat pengajian majlis taklim LDII di PC/PAC. Sekarang ini, Seperti hal sederhana dalam menata sandal atau sepatu sebelum masuk masjid/majlis taklim. Karena hal ini sudah dipraktekkan, maka anak-anak lah yang menata sandal dan sepatu sendiri,” tambahnya.

“Ini merupakan pendidikan karakter usia dini 0-8 tahun. Ini akan sangat penting untuk bekal anak. Untuk itu, Orang tua memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari menjadi penting. Bahkan, anak-anak di Jepang tidak langsung diberi pelajaran matematika, tapi pendidikan karakter sebagai fondasi pertama dan utama,” imbuhnya.

Reni pun menambahkan, orangtua itu lebih khusus kepada ayah harus memiliki waktu juga agar dapat memberikan pijakan dan keteladanan sejak dini seperti dengan ibadah shalat, membaca Al-qur’an, bersih-bersih rumah, dan membantu orang tua.” Tujuan hal ini adalah, agar anak-anak itu secara sadar bisa melaksanakan hal-hal positif itu tanpa lagi dengan disuruh-suruh oleh orang tua,” pungkasnya.

Senada, Ketua Dewan Penasihat DPD LDII Kota Bekasi, Budi Swandhito mengatakan, membangun karakter generasi penerus atau disingkat generus, diawali dari usia dini hingga usia nikah. Kegiatan ini terus di laksanakan di tingkat majlis taklim di tingkat PC dan PAC oleh PPG (Penggerak Pembina Generus), atau lingkup lembaga satuan sekolah dilingkungan LDII Kota Bekasi, ada Pondok Pesantren, Boarding School dan Sekolah.

“Berdasarkan tuntunan Allah dan Rasulullah dalam Al Quran dan As Sunnah resep untuk didik generasi unggul dan pengembangan LDII selama ini, melalui program tri sukses generus, mencetak generasi yang alim-faqih, berakhalaqul kharimah dan mandiri, serta memiliki 6 tobiat luhur seperti rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah dan hidup sederhana ini terus di jalankan dan di praktekan. Ketika Karakter sudah terbangun, ilmu yang ada bisa diterima maka kedepan kita memiliki generasi professional religius,” tandasnya. (mhf)