Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Pelayanan RS Helsa Mengecewakan

RS Helsa Jatirahayu

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Peristiwa tidak mengenakan yang dialami keluarga pasien Rumah Sakit (RS) Helsa Jatirahayu, bukan hanya sekali. Namun telah terjadi berulang kali. Pihak RS diminta memperbaiki manajemen pelayanan dan mengakui kesalahan. Sementara itu, investigasi terhadap RS mesti melibatkan banyak pihak.

Masih jelas dalam ingatan Ketua RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Haris Setiawan saat warganya mengadu sulitnya mendapat pelayanan kesehatan di RS Helsa Jatirahayu. Bahkan, tidak jarang mendapat pelayanan yang mengecewakan.

“Karena sudah begitu banyak mas keluhan masyarakat, bahkan ada yang lebih parah lagi pada saat Covid dari RT 4, pak RT nya sendiri, istilahnya dilepas, disuruh pakai grab, itu kan belum kita ungkap,” ungkap.

Menurutnya, selain pelayanan yang tidak maksimal, kerap manajemen mempersulit administrasi.

Ia meminta manajemen RS untuk mengakui kesalahannya, pihak RS diminta untuk tidak mengada-ada kronologi kejadian yang menimpa warganya. Jika permasalahan ini sudah mencapai titik terang, harus dibuat pernyataan secara tertulis jangan sampai kejadian ini terulang.

Dalam perjalanan investigasi, ia meminta semua pihak dilibatkan untuk mencari titik temu.”Harusnya kan kalau investigasi kita maunya gini nih, ada lurah, ada camat, seluruhnya diundang, ya istilahnya reka ulang lah katakan begitu ya,” tukasnya.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Heri Purnomo mengatakan bahwa pihaknya akan menjalankan fungsi pengawasan terkait dengan permasalahan kesehatan yang menimpa warga Kota Bekasi. Selama dilaksanakan investigasi, Dinkes Kota Bekasi harus profesional menangani kasus ini.

Terutama kata Heri, RS Helsa kerap mengecewakan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

“Harus objektif Dinkes dalam melakukan investigasi, kalau perlu juga memanggil keluarga korban yang dirugikan dalam pelayanan di RS tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi sudah memanggil manajemen Rumah Sakit (RS) Helsa Jatirahayu. Awal pekan ini, investigasi kasus dugaan penolakan pasien dimulai yang beberapa waktu lalu dikeluhkan masyarakat dimulai. Investigasi diminta untuk dilakukan secara objektif.

Sekira pukul 11:00 WIB kemarin, Dinkes Kota Bekasi telah memanggil secara khusus jajaran manajemen RS Helsa Jatirahayu. Pemanggilan tersebut diagendakan untuk meminta keterangan atas dugaan penolakan pasien sebelum akhirnya pasien dinyatakan meninggal dunia di RS lain.

Upaya telah dilakukan oleh Dinkes Kota Bekasi setelah menerima aduan masyarakat, mulai dari berkomunikasi dengan direktur RS, sampai menghadirkan Kepala Puskesmas (Kapuskes) dalam pertemuan antara keluarga pasien, perwakilan warga, kelurahan, dan manajemen RS.

“Hari ini kita memanggil secara khusus jajaran manajemen,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinkes Kota Bekasi, Fikri Firdaus, Kamis (16/6).

Kedatangan manajemen RS siang kemarin hanya memberikan penjelasan secara lisan, Dinkes meminta manajemen memberikan kronologis secara tertulis dengan melampirkan bukti-bukti.

Selambat-lambatnya, Dinkes Kota Bekasi akan datang langsung ke RS awal pekan ini.”Paling lambat Senin kita turun ke RS sebagai fungsi pembinaan RS melakukan Investigasi,” tambahnya.

Sebelumnya, Direktur RS Helsa, Miranda menampik dugaan bahwa RS menolak pasien. Keterangan kronologi RS pada waktu kejadian, kondisi ruang UGD penuh.

“Katanya itu ada pihak keluarga yang tidak berkenan, ya tidak apa-apa, nanti kita akan tindak lanjut lagi. Tapi kami jujur semua warga dapat kami layani,” katanya.

Miranda tidak bisa membenarkan dugaan penolakan pasien tersebut sebelum dilakukan investigasi oleh Dinkes Kota Bekasi.

Sekedar diketahui, nyawa salah seorang warga RT 05/07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati bernama Eviani Diah Putri (18) tak terselamatkan saat akan berobat ke RS Helsa Jatirahayu, pekan kemarin. Pihak RS menolak pasien dengan alasan ruang UGD telah penuh.(Sur)