Berita Bekasi Nomor Satu

Server PPDB Error Terus

ILUSTRASI: Sejumlah siswa beraktivitas di halaman SMPN 2 Bekasi usai melaksanakan kegiatan belajar tatap muka. BMPS Kota Bekasi menilai Disdik setempat tidak transparan terkait daya PPDB tingkat SMPN tahun ajaran 2022/2023. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kesempatan mendaftar dua kali pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahun ini seharusnya membuat pendaftar makin mudah memperkirakan peluang masuk di sekolah negeri. Tapi ini tidak berlaku bagi pendaftar yang poin jaraknya jutaan meter, dan pendaftar yang kalah selisih usia. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi menyebut poin jarak jutaan meter tersebut terjadi lantaran ada penumpukan data di dalam server.

Delapan pendaftar di enam Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang pada hari pertama terpantau memiliki poin jarak dari rumah ke sekolah jutaan meter sudah tidak nampak di hari kedua. Poin jarak tujuh diantaranya sudah diubah, pada hari ke dua pendaftaran jarak mereka menjadi ratusan meter dan masih bertahan di sekolah pilihan masing-masing.

Namun, ada satu pendaftar yang setelah dicari berdasarkan nomor pendaftarannya di dalam website PPDB tidak ditemukan. Setelah delapan pendaftar di tingkat SMP sudah diperbaiki, masih ada 976 pendaftar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang jaraknya berkisar satu juta meter hingga 18 juta meter.

Diketahui, seleksi pendaftar di tingkat SD pada sistem zonasi ini pertama kali dilakukan berdasarkan usia pendaftar. Jika didapati usia pendaftar sama, maka seleksi pendaftar dilakukan berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah.

Beberapa pertanyaan dan keluhan masyarakat yang terhimpun pada hari kedua ini, mereka tercatat mengeluhkan anaknya yang tergusur dari proses seleksi di sekolah tujuan lantaran usianya masih di bawah tujuh tahun meskipun jarak rumah ke sekolah dinilai relatif dekat, hanya ratusan meter saja. Selanjutnya, masyarakat bertanya-tanya tentang teknis perbaikan titik koordinat rumah.

Terhadap proses PPDB yang masih menyisakan waktu dua hari lagi, Sekretaris Disdik Kota Bekasi, Krisman Irwandi mengakui ada kesalahan pada poin jarak yang terjadi di hari pertama. Kesalahan yang diakibatkan oleh penumpukan data di dalam server itu disebut sudah diselesaikan oleh Disdik Kota Bekasi pada hari kedua, sistem PPDB hari kedua kemarin diyakini sudah berjalan dengan semestinya.

“Ya, itu di tanggal 4 kemarin ada trouble penumpukan data di Telkom, tapi sekarang sudah normal,” katanya, Selasa (5/7).

Permasalahan jaringan server menjadi catatan hasil evaluasi PPDB hari pertama kemarin, ini terjadi pada server PPDB tingkat SD. Akibatnya, terjadi keterlambatan, pendaftaran baru bisa dimulai pada pukul 09:30 WIB, pendaftar SD hari pertama kemarin tercatat hingga 14 ribu pendaftar.

Permasalahan yang sama kata Krisman, tidak lagi terjadi pada hari kedua. Pihaknya telah menambah provider untuk mengoperasikan server PPDB online.

Selain itu, masih ada orang tua siswa yang datang ke sekolah untuk mendaftar. Padahal, pendaftaran bisa dilakukan mandiri secara online.

Dua hari yang tersisa, Krisman menyarankan kepada orang tua untuk menentukan pilihan jalur pendaftaran dengan cermat, baik zonasi, afirmasi, prestasi, maupun perpindahan tugas. Pemilihan jalur pendaftaran ini akan menentukan besar dan kecilnya peluang diterima di sekolah negeri.

“Sekarang kan masih ada waktu sampai tanggal 7, dimanfaatin dengan waktu yang singkat ini, orang tua bisa melakukan pendaftaran,” tambahnya.

Pengamat pendidikan menilai kesalahan tidak sepenuhnya terjadi pada pendaftar, selama dua hari masa pendaftaran kemarin disebut ada banyak orang tua siswa yang bermasalah. Namun, mereka tidak memiliki kesempatan untuk komplain.

Pada beberapa kasus, disampaikan bahwa jawaban pengaduan orang tua atau wali siswa yang mendatangi sekolah tidak bisa menghasilkan solusi. Sementara, keputusan lebih dalam dan detail dalam pelaksanan PPDB ini hanya bisa diambil oleh kepala atau sekretaris dinas.

Jawaban terhadap tiap pengaduan masyarakat juga harus realtime, sesuai dengan teknis pelaksanaan seleksi PPDB online yang dilakukan secara real-time.

“Karena dia PPDBnya realtime, pengaduan juga jawabannya harus realtime sama online, tapi jawaban pengaduan seharusnya jangan seadanya, harus memberikan solusi,” terang Pengamat Pendidikan, Imam Kobul Yahya.

Lebih lanjut Imam mengatakan bahwa seleksi PPDB di tingkat SD paling pertama dilakukan berdasarkan usia, diutamakan usia siswa SD, 7 sampai 12 tahun. Setelah ditemukan usia yang sama, barulah seleksi dilakukan berdasarkan usia.

Pertanyaan masyarakat lantaran anaknya tergusur dari kolom seleksi karena usia dibawah 7 tahun yang terjadi kemarin kata Imam, disebabkan oleh sosialisasi yang tidak maksimal, masyarakat tidak memahami sampai hal teknis. Ia menyebut sosialisasi menjadi kunci kesuksesan pelaksanaan PPDB, persentasenya mencapai 80 persen.

Jika sosialisasi yang dilakukan oleh Disdik Kota Bekasi berhasil katanya, masyarakat tidak akan bertanya-tanya dan cenderung menerima anaknya tergusur dari kolom seleksi. Sosialisasi tidak maksimal dilakukan meskipun sudah ke tingkat RT/RW, sekolah, hingga kelurahan.

“Tapi menurut saya sosialisasinya standar, gambaran umum, jalur zonasi seperti ini, jalur afirmasi seperti ini. Jadi bukan memberikan informasi yang benar sama peluangnya, kan orang harus tau peluangnya kecil atau besar,” tambahnya.

Panitia PPDB mesti cermat jika mendapati kesalahan pada poin jarak di dua hari terakhir, terutama pada tingkat SMP yang seleksinya benar-benar berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah. Pendaftar kata Imam akan terus bertambah dua hari terakhir ini.

Dampak positif yang bisa diambil dari sistem PPDB tahun ini, masyarakat bisa lebih dulu memperhatikan besar dan kecilnya peluang masuk di sekolah negeri pada pilihan ke dua. Pendaftar bisa lebih dulu memperhatikan dengan cermat peserta PPDB lain yang sudah mendaftar.

Sementara itu, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Heri Purnomo mengatakan bahwa tidak mungkin ada pendaftar dengan poin jarak jutaan meter tersebut. Ia menyarankan kepada orang tua siswa untuk segera melaporkan permasalahan tersebut kepada Disdik Kota Bekasi untuk merubah titik koordinat.

Pihaknya telah mengingatkan pada Disdik dan Telkom untuk memperbaiki sistem PPDB setelah server sempat bermasalah pada masa pra pendaftaran.

“Waktu beberapa Minggu lalu kan pernah terjadi juga, nggak bisa masuk juga akun. Kita sudah mengingatkan saat pra pendaftaran Disdik, Telkom, untuk memperbaiki kinerjanya,” ungkapnya.

Kondisi serupa juga ia terima dari beberapa masyarakat terkait dengan poin jarak ini. Jarak rumah dan sekolah yang relatif dekat nyatanya menghasilkan poin jarak sampai 3 ribu meter. (Sur)