Berita Bekasi Nomor Satu

Idul Adha di Rusia, Begini Cerita Mahasiswa Indonesia Asal Bekasi

Faiz Arsyad (tengah), mahasiswa asal Kota Bekasi yang merayakan Idul Adha pertama kalinya di Rusia.

RADARBEKASI.ID, RUSIA – Faiz Arsyad, anak muda dari Kota Bekasi, saat ini sedang menempuh pendidikan Master (S2) di High School of Economics atau HSE University Rusia.

Tahun ini, kali pertama pria kelahiran 7 Maret 1998 itu merayakan Hari Raya Idul Adha di Rusia. Negara bekas pecahan Uni Soviet yang letaknya sangat jauh dari Indonesia.

Meskipun untuk pertama kali, Faiz sudah menjadi bagian dari Panitia Idul Adha dan pemotongan hewan kurban di Masjid Kathedral Kostroma, Rusia.

“Pengalaman pertama saya merayakan Hari Raya Idul Adha di Rusia dan menjadi panitia pemotongan kurban. Menyenangkan karena saya bisa berinteraksi dan bermanfaat untuk banyak orang. Jadi mengerti juga bagaimana budaya di Rusia, sangat unik.” ungkapnya.

Pemuda Inspiratif Kemenpora tersebut juga mengatakan bahwa dirinya sudah tidak mengalami kesulitan adaptasi lagi.

“Karena sudah tinggal di Rusia selama kurang lebih 6 bulan, jadi sudah kenal dengan banyak orang, mengerti budaya dan karakter orang-orang Rusia. Jadi sejauh ini sudah tidak ada masalah lagi.” kata Faiz.

Selain itu, anak muda yang juga merupakan Ketua Diaspora Muda Jawa Barat ini menceritakan pengalamannya merayakan Hari Raya Idul Adha untuk pertama kalinya di Rusia.

“Hari Raya Idul Adha di Rusia disebut dengan istilah Kurban Bairam. Tahun ini Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 9 Juli mulai pukul 7.00 pagi waktu Moskow, lebih cepat 1 hari dari Indonesia. Perayaan Idul Adha dilaksanakan dengan khidmat, karena Pemerintah Rusia sangat menghargai keberagaman beragama. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan ucapan selamat pada Hari Besar Agama Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri.” sambung Faiz.

Anak muda yang juga merupakan pengurus nasional DPP KNPI ini menceritakan bahwa perayaan Hari Raya Idul Adha di Rusia cukup unik.

“Secara aktivitas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Di Rusia juga melaksanakan Sholat Ied, pemotongan hewan kurban (sapi, kambing, domba), jamuan makan bersama (Plov, Pelmeni), dan silaturahmi dari rumah ke rumah. Tahun ini kalau tidak salah, ada sekitar 27 hewan kurban yang dipotong. Hasilnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.” sambung Faiz.

Founder Gerakan Pemuda Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa toleransi beragama di Rusia sangat tinggi. “Agama terbesar di Rusia adalah Kristen Orthodoks. Tapi kami umat muslim dapat hidup dengan aman dan nyaman, merayakan hari besar kami dengan sukacita. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin juga pernah mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang dapat menyatukan masyarakat antaretnis. Sehingga tidak heran jika jumlah umat muslim di Rusia selalu bertambah setiap tahunnya,” tutup Faiz. (zar)