Berita Bekasi Nomor Satu

Ponpes Jarang Tersentuh Sosialisasi Bahaya Kekerasan Seksual

BELAJAR: Sejumlah santri Pondok Pesantren Al-Hidayah Nurul Ummah saat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI  

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pondok pesantren (Ponpes) selama ini jarang tersentuh sosialisasi bahaya kekerasan seksual. Hal itu diakui oleh Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Rusham.

Lebih lanjut dikatakannya, minimnya sosialisasi itu sebagai bentuk kelalaian. “Ini kelalaian kami semua karena memang ponpes ini instansi pendidikan yang jarang sekali tersentuh untuk mensosialisasikan bahayanya kasus kekerasan seksual,” ungkap Rusham kepada Radar Bekasi, melalui sambungan seluler, Senin (11/7).

Oleh sebab itu, pihaknya baru akan masuk ke Ponpes untuk sosialisasi bahaya kekerasan seksual kepada santri. “Sosialisasi terkait kekerasan seksual itu memang jarang sekali diberikan kepada pondok pesantren, makanya kami akan fokus memberikan sosialisasi tersebut kepada para santri agar mereka mengetahui tanda-tanda kekerasan seksual dan berani untuk melaporkan,” katanya.

KPAD Kota Bekasi memiliki program untuk mengkampanyekan bahayanya kekerasan seksual dalam lingkungan pendidikan. Kampanye ini menyasar para santri di Ponpes.

“KPAD punya program di tahun ini untuk mengkampanyekan bahayanya kekerasan seksual. Ini akan kami sampaikan kepada para santri agar mereka lebih berani untuk segera melaporkan jika ada unsur tindakan kekerasan seksual,” tuturnya.

Dengan sosialisasi, santri mendapatkan pemahaman yang kuat bahwa kekerasan seksual adalah tindakan yang harus diberantas. Sebab menurutnya kekerasan seksual dapat diberantas jika ada kerjasama yang baik.

“Pemberantasan kasus pelecehan seksual itu harus dilakukan bersama, jika korban tidak berani melaporkan maka kita juga sulit untuk memberantas kasusnya,” tuturnya.

Program kampanye bahayanya kekerasan seksual akan mulai dijalankan pada Agustus sampai Desember 2022. Sehingga diharapkan kampanye tersebut bisa dilakukan secara merata.

“Kami akan mulai bergerak di bulan depan, kita berharap kampanye ini bisa dilakukan secara merata,” jelasnya.

Sementara, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bekasi Mulyadi Efendi mengatakan, kekerasan seksual selalu menjadi pembahasan di setiap pertemuan Ponpes.

“Kekerasan seksual memang selalu menjadi pembahasan kami ponpes yang ada di Kota Bekasi,” katanya.

Menurutnya, tindak kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren dapat terjadi jika ada kesempatan. Sehingga pengawasan yang lebih ketat akan selalu diberikan di dalam lingkungan pondok pesantren.

“Kekerasan seksual bisa terjadi jika ada kesempatan, jadi kami akan selalu memberikan pengawasan yang lebih ketat. Dengan memberikan tim pengasuh bukan hanya satu orang tetapi lebih dari itu,” terangnya.

Dirinya membenarkan, sosialisasi terkait tindak kekerasan seksual memang jarang sekali masuk di dalam lingkungan pondok pesantren. “Sosialisasi yang diberikan dari luar memang jarang, tetapi kami selalu memberikan pengertian tentang kekerasan seksual dalam taklim. Sehingga jika KPAD memiliki rencana tersebut kami akan menyambut baik sekali,” tukasnya. (dew)