Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Ramai Petisi Tutup Lampu Merah

DATA KENDARAAN : Petugas kepolisian mendata kendaraan sepeda motor usai terjadinya kecelakaan maut truk tangki BBM di Jalan Raya Alternatif Transyogi, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Senin (18/7). RAIZA SEPTIANTO/ RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dimulai dengan peristiwa tabrakan beruntun, dugaan rem tidak berfungsi, kontur jalan yang menurun, polemik kecelakaan maut berlanjut ke Traffic Light (TL), masyarakat ramai-ramai meminta lampu merah yang berada tepat di ujung jalan dengan kontur menurun tersebut untuk segera ditutup. Ada lebih dari 18 ribu orang yang telah membubuhkan tandatangan pada petisi di laman change.org untuk menutup lampu merah tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengantongi data kualitatif di lokasi kejadian.

Petisi dengan judul tutup lampu merah perempatan CBD Transyogi Cibubur-Cileungsi dibuat beberapa saat setelah kecelakaan maut oleh Umi N. Hingga pukul 21:50, petisi ini mendapat dukungan lebih dari 18.400 tanda tangan.

Alasan belasan ribu tandatangan ini terkait dengan kecelakaan lalu lintas dan dugaan lampu merah tersebut menjadi salah satu faktor kemacetan di ruas Jalan Alternatif Transyogi. Pembuat petisi menyebut lampu merah dibuat untuk keluar masuk ke daratan dari CBD, padahal kontur jalan menurun, baik dari arah Jakarta maupun sebaliknya, sehingga dinilai membahayakan keselamatan.

Setelah petisi ini mendapat belasan ribu tanda tangan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengatakan bahwa TL dinonaktifkan malam hari kejadian.”Saya sudah minta arahan pimpinan, malam ini langsung ditutup dengan MCB beton, dan di nonaktifkan TL nya,” ungkap Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Teguh Indrianto, Senin (18/7).

Kepolisian akan melakukan investigasi berbasis IT, accident analisis akan memberikan gambaran lengkap situasi sejak sebelum, saat, dan sesudah kejadian.Sementara ini kepolisian menyebut tidak ditemukan bekas pengereman dari kendaraan truk tangki milik Pertamina di lokasi kejadian.

“Untuk mengetahui hal tersebut masih terlalu dini ya, bekas yang ada di TKP tidak ada bekas teknis. Jadi penyebabnya bisa berbagai macam, bisa faktor manusia, bisa faktor teknis, atau bisa juga faktor jalan,” ungkap Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan.

Setelah olah TKP, kepolisian akan membuka hasil diskusi terkait dengan lampu merah dan kondisi jalan yang memiliki kontur menurun. Hasilnya akan diberikan kepada pemerintah sebagai masukan.

Di lokasi juga, KNKT menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang merenggut nyawa belasan pengendara sore kemarin. Malam harinya, KNKT mendatangi lokasi untuk meninjau lapangan dan mengambil beberapa keterangan, data yang didapat malam kemarin disebut masih bersifat kualitatif.

Untuk mengetahui faktor kontur jalan yang menurun pada kecelakaan kemarin, KNKT harus mendapatkan data kuantitatif terkait dengan kondisi jalan. Pemeriksaan lebih lanjut juga diperlukan untuk dugaan rem tidak berfungsi, data kualitatif yang dikantongi belum cukup untuk menjelaskan peristiwa nahas kemarin.

“Besok pagi kita akan periksa kendaraannya, kemudian mengukur jalan ini, selopnya berapa, panjang landai tipisnya berapa. Terus ada isu mengenai traffic light juga, nanti akan kita amati dan analisa, dan tak lupa penting juga kita akan meminta keterangan dari pengemudi, sebenarnya yang terjadi apa,” papar Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan.

Didapati beberapa keterangan malam kemarin, diantaranya dugaan rem tidak berfungsi, faktor kontur jalan menurun, kesaksian kerap terjadi kecelakaan di lokasi tersebut, hingga TL yang juga dinilai membahayakan keselamatan lalu lintas.

Ahmad memprediksi dalam waktu satu atau dua hari pihaknya sudah memiliki gambaran peristiwa yang terjadi kemarin. Investigasi menyeluruh akan dimulai hari ini.”Jadi kita akan lakukan evaluasi yang komprehensif untuk menarik kesimpulan,” tambahnya. (Sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin