RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sungguh memprihatinkan sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan di Kabupaten Bekasi. Selain kondisi bangunan sekolah yang kurang layak, ada juga sejumlah ruang kelas tempat murid belajar tanpa meja dan kursi (meubelair), yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 dan SMPN 03 Bojongmangu.
Padahal, Kabupaten Bekasi ini memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, dan tak terlalu jauh dari pusat pemerintahan di Jakarta, namun kondisinya sangat memprihatinkan. Semua murid duduk di lantai, karena memang tidak ada kursi dan meja untuk belajar.
Ketua Komite SDN Mekarsari 05, Nanang Kosim mengakui, sekolah tempat anaknya menuntut ilmu itu sangat membutuhkan meubelair, karena mengingat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sudah berlangsung secara tatap muka seperti biasa.
“Yang paling utama di Tambun Selatan ini, sangat dibutuhkan mebeler untuk pelajar di SDN Mekarsari 05, dibawah kepemimpinan Ibu Heni,” ujar Kosim.
Ia menceritakan, tidak adanya mebeler di sekolah tersebut sudah cukup lama. Sejak dibangun gedung baru, mebeler-nya masih menggunakan yang lama, dan kondisinya sudah tidak layak digunakan.
”Karena gedungnya baru, seharusnya meubelair juga baru, agar para guru dan murid, belajar dengan nyaman,” harap Kosim.
Kata dia, hampir enam kelas masih kosong mebeler, dan hanya beberapa saja yang masih digunakan oleh guru dan kepala sekolah.
Kondisi belajar di lantai, juga dirasakan oleh siswa-siswi SMPN 03 Bojongmangu. Selama jam belajar, mereka harus duduk di lantai yang dingin tanpa dilapisi selembar alas pun. Saat guru menerangkan pelajaran, mereka terpaksa menyalin dengan susah payah. Inilah yang harus dijalani para pelajar tersebut.
Menurut Ketua Komite SMPN 3 Bojongmangu, Ondang Donal, dirinya sangat prihatin dengan kondisi itu, padahal sudah lama diajukan Ruang Kelas Baru (RKB), namun hingga kini belum juga dibangun.
“Kondisi ini cukup memprihatinkan sekali. Padahal anak-anak yang menuntut ilmu ini, merupakan generasi penerus bangsa,” ucap Donal.
Seperti diketahui, SMPN 3 Bojongmangu hanya berjarak ratusan meter dari pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi, dan kawasan industri.
Namun KBM para siswa-siswi SMPN 3 Bojongmangu, masih numpang di gedung SDN Sukabungah 01, dan itupun belajar tanpa mebeler di atas lantai, karena tidak memiliki gedung sendiri.
“Kami selaku Komite SMPN 03 Bojongmangu berharap, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, terutama Disdik, Bappeda, Dinas PUPR, DPRD, terkhusus Pj Bupati, agar usulan RKB gedung SMPN 3 Bojongmangu, bisa segera direalisasikan pada tahun 2023, dan menjadi prioritas, jangan sampai gagal lagi,” harapnya.
Sebelumnya, ketua komite juga bersama kepala sekolah dan juga perwakilan guru SMPN 03 Bojongmangu, mendatangi Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, untuk mempertanyakan lambatnya pembangunan RKB untuk SMPN 03 Bojongmangu.
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, akan mengevaluasi kinerja antar Dinas Pendidikan dan Dinas Cipta Karya. Sebab, untuk pembangunan sekolah ada Dinas Cipta Karya, sedangkan pengadaan mebeler ada di Dinas Pendidikan.
“Saya akan evaluasi, dan sudah menerima laporan. Dimana ada sejumlah sekolah tanpa mebeler. Diantaranya di Setu dan Tambun Selatan,” terang Dani.
Dia menyampaikan, permasalahannya tidak hanya sebatas kurangnya mebeler, tapi juga karena ada dua dinas terkait yang kurang koordinasi.
”Kalau dua dinas itu berkoordinasi dengan baik dan lancar, hal ini tidak perlu terjadi. Nah, ini yang akan saya evaluasi,” pungkas Dani. (and)