Berita Bekasi Nomor Satu

Aktifkan Kembali Program Pembiasaan

BERSIAP: Sejumlah siswa putra bersiap untuk salat Jumat berjamaah dan siswa putri menuju kelas untuk kegiatan keputrian, Jumat (29/7). JESICA ARYANTI/RADAR BEKASI

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMPN 2 Kota Bekasi mengaktifkan kembali program pembiasaan setelah sempat berhenti selama kurang lebih dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Pembina kesiswaan SMPN 2 Kota Bekasi Ririz Mufiz Fouzi mengatakan, SMPN 2 Kota Bekasi sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka. Menurut Ririz, SMPN 2 Kota Bekasi seperti terlahir kembali setelah banyak program-program rutin yang tidak bisa dilaksanakan selama kurang lebih dua tahun kini bisa dilaksanakan kembali. Dirinya menambahkan, kini sekolah sudah mulai mencoba kegiatan atau program pembelajaran dan pembiasaan seperti normal kembali.

“Kini kami sudah mulai menjalankan kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari jam 07.00 hingga 15.00. Selain itu juga ada program pembiasaan yang sudah mulai rutin kita jalankan seperti salat zuhur dan salat jumat berjamaah, tadarus qur’an, salat dhuha dan sebagainya. Sedangkan bagi yang nonmuslim kita ada kegiatan perenungan,” ujar Ririz kepada Radar Bekasi, Jumat (29/7).

Menurutnya, masih banyak program-program lainnya terkait kegiatan keagamaan maupun nonkeagamaan seperti jumat bersih, senam bersama, hingga ada kegiatan pelatihan pramuka wajib untuk para siswa yang biasanya dilakukan setiap September atau Oktober.

Setelah lama program-program tersebut berhenti, tentunya pihak sekolah perlu mempersiapkan segalanya mulai dari fasilitas hingga kesiapan para siswanya. Berdasarkan pantauan tim Radar Bekasi pada Jumat (29/7), fasilitas-fasilitas yang ada di SMPN 2 Kota Bekasi masih terawat dengan baik dari mulai kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan program pembiasaan seperti kegiatan keputrian dan perenungan, hingga fasilitas pendukung seperti masjid yang digunakan untuk kegiatan sholat berjamaah.

“Memang untuk menjalankan program-program ini persiapannya agak sedikit ekstra, apalagi untuk kesiapan para siswa yang belum dibiasakan menjalankan program seperti ini,” ungkap Ririz.

Ia menambahkan, pihak sekolah ingin mendidik agar para siswa dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari tingkat ketaatan dan ketertiban melalui program-program yang sudah dibuat. Namun, kembali lagi dengan kebiasaan para siswa yang belum terbiasa menjalankan program-program ini, sehingga pasti ada siswa yang masih merasa malas.

“Kalau anak-anak yang dulu sebelum pandemi kan sudah dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan itu, kalo sekarang dari kelas 7, 8, sampai 9 kan baru offline semua. Jadi persiapannya harus matang,” pungkasnya. (cr1)