RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN- Selain harga kebutuhan pokok, harga gas melon atau gas elpiji 3 kilogram di Kota Bekasi juga mengalami kenaikan. Kenaikan secara mendadak ini dikeluhkan karena dirasa membebani masyarakat di tengah melambungnya harga sejumlah komoditas.
Diketahui lonjakan harga gas melon di sejumlah pengecer sudah terjadi sejak pertengahan Agustus 2022. Kenaikan cukup beragam dari Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per tabung. Saat ini, penjualan di pengecer mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 24 ribu.
Salah satu pembeli, Rintis mengungkapkan, bahwa kenaikan harga tabung gas di wilayahnya mencapai angka Rp 22 ribu dari sebelumnya Rp 20 ribu.
“Tabung gas naik Rp 2 ribu, awalnya saya beli dengan harga Rp 20 ribu sekarang jadi Rp 22 ribu,” ujarnya kepada Radar Bekasi Selasa, (23/8).
Kebutuhan akan penggunaan gas subsidi ini membuat warga tetap membeli meski mengalami kenaikan.
“Ya harus diterima aja, karena saya dagang masakan matang. Jadi gas tabung gas elpiji ini jadi kebutuhan sehari-hari yang harus terpenuhi,” ucapnya.
Setiap harinya ia harus membeli tiga sampai empat tabung gas 3 kilogram. Dengan kenaikan harga ini dirasa cukup membebani.
“Agak berat juga sih dengan kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram ini, karena sehari saya harus beli tiga sampai dengan empat tabung gas. Berasa juga sekarang kalo harganya 22 ribu,” jelasnya.
Kenaikan harga tabung gas ini diakuinya sudah terjadi sejak dua pekan lalu. “Naik udah dari satu atau dua Minggu yang lalu gitu, sampe sekarang masih di harga Rp 22 ribu,” ucapnya .
Hal senada juga disampaikan seorang Ibu Rumah Tangga Mujiyati. Ia mengungkapkan, bahwa kenaikan harga gas melon sudah dirasakannya hampir satu Minggu ini.
“Iya naik, agak kaget karenakan kan beli gas gak setiap hari. Eh pas beli sekarang harganya udah Rp 22 ribu aja, awalnya saya beli gas di harga Rp 20 ribu aja,” tuturnya.
Kenaikan ini diakuinya cukup membebani di tengah tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok. Sementara salah satu pedagang eceran Anton mengungkapkan, bahwa kenaikan harga tabung gas berukuran 3 kilogram, terjadi sejak awal bulan Agustus.
“Iya memang ada kenaikan, soalnya saya ngambil di agen itu harganya udah Rp 20 ribu. Jadi saya jual eceran ke pelanggan Rp 22 ribu sekarang,” tuturnya.
Kendati demikian diakuinya tidak ada penurunan pembeli, karena gas salah satu kebutuhan warga. “Alhamdulillah gak ada penurunan jumlah pembeli, saya biasanya sehari jual 15 sampai dengan 20 gas. Dan sampai saat ini tidak ada penurunan jumlah pembeli,” ucapnya.
Pantauan Radar Bekasi, di beberapa titik penjual eceran gas 3 kilogram, kenaikan bervariasi, dari mulai harga normal Rp 18 ribu menjadi Rp 20 ribu, dari harga normal Rp 20 ribu menjadi Rp 22 ribu, dan dari harga normal Rp 21 ribu menjadi Rp 22 ribu.
Terpisah, Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina, Eko Kristiawan mengatakan bahwa, gas 3 kilogram ini merupakan produk subsidi dimana kewenangannya di regulator.
“Kalau harga gas 3 kg itu merupakan produk bersubsidi, itu kewenangannya di regulator,” terangnya. Namun ketika dikonfirmasi, pihaknya mengatakan bahwa saat ini tidak ada kenaikan gas LPG. “Yang saya tahu tidak ada kenaikan gas LPG,” tukasnya. (dew)