Berita Bekasi Nomor Satu

Bentuk Tim untuk Fasilitas Sarana Prasarana Pendidikan

BELAJAR DI LANTAI: Sejumlah murid SDN Sukajaya 02 belajar di lantai, karena tidak ada meja dan kursi, di Sukawangi, Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi akan membentuk tim untuk menangani terkait fasilitas pendidikan yang dinilai selama ini masih banyak masalah.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Bekasi, Beni Saputra kepada Radar Bekasi menyampaikan, pihaknya akan dimusyawarahkan antara Dinas Pendidikan (Disdik) dan Bappeda, supaya anggaran untuk perbaikan sekolah dan berbagai fasilitasnya, menjadi prioritas.

Namun Beni belum bisa memberikan informasi, berapa anggaran perbaikan sekolah tahun ini, dan berapa total sekolah atau ruang kelas yang perlu diperbaiki.

“Kalau datanya saya kurang hafal, karena harus dilihat terlebih dahulu. Dan rencana pembentukan tim akan dibahas tahun ini, untuk rencana pelaksanaan pembangunan pada tahun 2023,” ujar Beni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bekasi, Carwinda menjelaskan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan gedung SDN 02 Sukajaya, yang nyaris ambruk di Kecamatan Sukawangi.

Hal itu dikarenakan, pembangunan fisik sekolah merupakan kewenangan DCKTR Kabupaten Bekasi.

“Kalau bicara fisik bangunan, kewenangannya ada di DCKTR. Sebab, itu menyangkut pembangunan fisik. Kami hanya mengusulkan sekolah mana yang harus direhab, sedangkan untuk pengadaan meja dan kursi (meubelair) ada di Disdik,” terang Carwinda.

Dia mengaku telah sering melakukan pengajuan kepada DCKTR Kabupaten Bekasi, untuk segera membangun sekolah-sekolah yang sudah dianggap tak laik.

Pihaknya menduga, ada program lain yang lebih diprioritaskan, sehingga pembangunan fisik sekolah luput dari perhatian, seperti saat penanganan Covid-19, menyebabkan sejumlah program yang telah dianggarkan terpaksa dialokasikan untuk sektor kesehatan.

“Pembangunan atau perbaikan sekolah itu kan sesuai dengan anggaran yang ada. Namun dalam dua tahun selama Covid-19, tidak ada pembangunan maupun untuk rehab sekolah,” beber Carwinda.

Meski begitu, ia mengaku telah mengajukan pembangunan fisik sejumlah sekolah pada tahun depan. Begitu juga dengan pengadaan meubelair dalam waktu dekat akan diselesaikan.

“Sudah kami ajukan beberapa sekolah untuk dibangun tahun depan. Berkaitan dengan meubelair, sedang dalam proses pengadaan. Tapi memang karena ada hal teknis berkaitan dengan harga yang berbeda-beda, sehingga ada keterlambatan,” tutup Carwinda. (and)