Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Seluruh Korban Dapat Santunan

EMAKAMAN : Keluarga memakamkan dua jenazah korban kecelakaan maut di TPU Aster, Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8). Seluruh korban laka dipastikan menerima santunan. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Total ada 33 korban luka dan meninggal dunia akibat insiden Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, kemarin. Korban meninggal dunia telah diserahkan kepada keluarga petang kemarin, dua diantaranya dimakamkan di luar kota.

Seluruh korban kecelakaan maut dipastikan mendapat santunan dari Jasa Raharja. Sesuai ketentuan, korban meninggal dunia mendapat santunan Rp50 juta, sedangkan korban luka menerima maksimal Rp20 juta.

“Untuk di RS pun sudah kita keluarkan garansi letternya,” terang Direktur Operasional PT Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana, di lokasi kejadian, kemarin.

Pendataan kepada ahli waris korban meninggal dunia dilakukan secara langsung menggunakan sistem yang telah terintegrasi dengan data kependudukan. Dewi meyakinkan pihaknya akan menyerahkan santunan kepada ahli waris dalam waktu 24 jam. “Kami juga terhubung dengan Bank, besok insyaAllah kurang dari 24 jam kami akan segera menyampaikan santunannya,” tukasnya.

Sementara itu, hingga pukul 17:12 WIB, korban meninggal dunia terkonfirmasi sebanyak 10 orang, tiga di RS Ananda Bekasi, tujuh di RSUD Kota Bekasi. Seluruh korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

“Sudah dibawa semua, baik yang menuju luar kota dua (korban), satu ke Garut, satu ke Cirebon. Sementara yang delapan orang lainnya itu di sekitar Kota Bekasi,” terang Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombespol Hengki, Rabu (31/8).

Sisa 23 korban mengalami luka-luka, menunggu keputusan medis, memungkinkan untuk pulang ke rumah masing-masing atau harus menjalani perawatan di RS. Ada 19 korban luka yang dilarikan ke RS Ananda Bekasi, empat sisanya di RSUD Kota Bekasi.

“Secara rinci lagi ada 10 orang yang meninggal dunia. (Korban siswa sebanyak) empat siswa yang meninggal dunia, dan 18 luka-luka,” tambahnya.

Empat korban luka masih menjalani observasi di RSUD Bekasi, semuanya belum diperbolehkan pulang, saat ini menjalani rawat inap. Keempatnya berusia dewasa.”Semuanya sudah masuk ruang rawat inap. Kita menunggu observasi, dikhawatirkan ada bekas luka yang tidak terlihat, dan trauma,” ungkap Direktur RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi.

Lebih lanjut, korban mengalami luka ringan sampai sedang. Ia menegaskan tidak ada korban luka berat apalagi dalam keadaan kritis.Sementara korban meninggal dunia diakibatkan oleh benturan benda tumpul akibat benturan yang terjadi pada insiden kecelakaan kemarin.”Luka benda tumpul ya, crash injury. Mereka semua meninggal di lokasi,” tambahnya.

Sementara itu, Manager Humas RS Ananda Bekasi, Sri mengatakan pihaknya menerima sebanyak 22 korban kecelakaan. Total korban luka sebanyak 19 orang, delapan diantaranya masih dalam perawatan RS.

Dari delapan korban luka, lima diantaranya akan menjalani operasi. Observasi kepada korban melibatkan dokter spesialis anak dan spesialis bedah.”Total keseluruhan untuk saat ini itu 22 (korban), tiga meninggal, terus yang luka-luka 19, tapi yang sudah pulang itu 11,” katanya.

Selama mendapatkan penanganan medis, keluarga diizinkan maksimal dua orang untuk menemani di ruang rawat inap. Hal ini dilakukan guna menjaga memastikan perawatan medis kepada seluruh pasien tidak terganggu.

Korban meninggal dunia menderita luka di kaki, sebagian ada yang mengalami luka bakar, disebabkan oleh air panas yang mengenai badan korban.

Salah satu korban adalah T (10), salah satu siswa SD ini menderita luka bakar lantaran terkena tumpahan kuah bakso. Tidak ada luka lain yang lebih parah di badan T, selebihnya hanya mengalami luka ringan, lecet.

Ayah siswa yang duduk di kelas 5 SD ini, Taryanto (35) mengatakan bahwa di detik-detik peristiwa nahas tersebut anaknya berada tepat di depan pagar sekolah. Saat truk kontainer melaju tak terkendali menuju ke sisi kiri jalan, menurut keterangan T, ia diselamatkan oleh seorang ibu di dekatnya.

T ditarik menjauh dari lokasi semula ia berdiri hingga mengenai pedagang bakso. Diketahui, sejumlah pedagang berjualan di depan sekolah, saat kejadian bertepatan dengan jam istirahat bagi sebagian siswa, sebagian lagi sudah waktunya pulang ke rumah.

“Menurut anak saya posisinya saat itu lagi di depan pagar, terus ditarik sama ibu-ibu. Kalo nggak ditarik mungkin nggak tahu gimana, jadi ada yang narik,” kata Taryanto.

Taryanto pertama kali menerima kabar kecelakaan dari istrinya, saat itu ia tengah bekerja sebagai pekerja kasar. Setelah menerima informasi, ia dengan perasaan panik bergegas meninggalkan pekerjaannya, untuk memastikan keadaan T baik-baik saja.

Ia tidak ingin anaknya berlama-lama di RS. Meskipun, ia harus menunggu hasil observasi yang tengah dilakukan oleh dokter RS. Selebihnya, ia mengaku akan mentaati saran dokter, diperbolehkan pulang, atau tetap berada di RS untuk menjalani perawatan. “Tapi kalau pengennya sih cepet pulang ya, karena kan lukanya nggak begitu serius,” tambahnya.

Taryanto berhasil memastikan anaknya selamat. Kondisi ini berbeda dengan Hadi Muchamadin (18), kakak salah satu korban berinisial I (13) yang harus menerima kenyataan adiknya meninggal dunia dalam kecelakaan kemarin.

Hadi menerima kabar dari ibunya saat ia juga tengah mengikuti pembelajaran di sekolah. Ibunya memberi kabar bahwa I terlibat kecelakaan dalam kondisi menangis.Saat itu juga Hadi meminta izin untuk meninggalkan sekolah, mencari keberadaan adiknya di beberapa RS, hingga menemukan jasad adiknya di RSUD Kota Bekasi.

“Ke rumah sakit sama temen-temen, ayah duluan sendiri,” kata siswa yang duduk di kelas 11 SMK ini.

Ibunda syok, tidak percaya anaknya meninggal dunia, tapi kenyataan harus diterima.”Sekarang nunggu (I) aja buat dishalatkan,” tukasnya.(Sur)