Berita Bekasi Nomor Satu

Cermati Potensi Kecurangan Seleksi Masuk PTN

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMAN 1 Cikarang Pusat mengikuti asesmen nasional berbasis komputer. Perlu dicermati potensi kecurangan seleksi masuk PTN. ISTIMEWA

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Transformasi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mendapat sambutan positif. Namun pelaksanaannya dinilai tetap perlu memperhatikan evaluasi dari sistem sebelumnya.

Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Totok Amin Soefijanto menuturkan, transformasi dari beberapa bentuk seleksi sudah baik. Sebagian besar mengadopsi prinsip-prinsip yang digunakan dalam seleksi masuk perguruan tinggi di luar negeri. Misalnya di Amerika Serikat, yang mana kemampuan berpikir kritis dan menjadi hal yang difokuskan.

”Sehingga, prinsip-prinsip tersebut dapat mengedepankan potensi siswa secara individu. Tidak hanya didasarkan pada hasil tes semata,” ujarnya, kemarin (8/9).

Kendati begitu, Totok mengingatkan, agar pemerintah tetap memprioritaskan upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi masuk PTN. Terlebih pasca adanya kasus korupsi yang terjadi di Universitas Negeri Lampung (Unila) saat seleksi jalur mandiri. ”Berbagai evaluasi yang didapat dari skema seleksi lama perlu dijadikan pertimbangan dan bahan pembelajaran dalam menjalankan sistem yang baru,” ungkap Akademisi Universitas Paramadina tersebut.

Misalnya, soal peningkatan pengawasan dan transparansi pada semua jalur seleksi PTN. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir, bahkan menghilangkan peluang penyalahgunaan wewenang dan mengatasi permasalahan integritas pada tenaga kependidikan. Sehingga, seluruh siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses perguruan tinggi. Proses ini selanjutnya juga bisa berkontribusi pada peningkatan kualitas mahasiswa dan PTN.

Selain itu, perlu juga dicermati potensi-potensi kecurangan yang bisa muncul dari skema baru ini. Misal, kata dia, mengenai standar evaluasi dari aspek minat dan bakat yang dijadikan komponen persentase untuk seleksi masuk PTN jalur prestasi. Menurutnya, ini cenderung subjektif. ”Dan unsur subjektivitas ini rentan terhadap masalah dan berisiko memunculkan moral hazard atau korupsi,” tegasnya.

Di sisi lain, hilangnya tes mata pelajaran spesifik pada seleksi masuk PTN jalur tes atau Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) memunculkan pertanyaan mengenai penguasaan mata pelajaran tertentu yang dibutuhkan pada sejumlah prodi. Misalnya, kebutuhan pemahaman lebih mendalam untuk mata pelajaran Biologi bagi prodi kedokteran.

Lalu, bagaimana memastikan calon mahasiswa telah menguasai mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan prodi tersebut? Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan, hal itu harusnya sudah disiapkan dan dipelajari siswa saat berada di SMA/MA. Terlebih, saat di jenjang itu mereka belajar sesuai dengan minatnya. ”Jadi kalau dia ingin masuk ke kedokteran, mestinya sejak SMA sudah menyiapkan diri dengan pelajaran-pelajaran yang akan mendukung sukses studinya di perguruan tinggi,” paparnya.

Kemudian, kata dia, pada ujian masuk lebih menekankan pada kemampuan bernalar mahasiswa. Hal ini pula yang dilakukan di banyak negara maju. ”Ujian masuk ke perguruan tinggi lebih mengukur kemampuan atau bakat skolastik dan kemampuan bernalar numerik dan literal,” ungkapnya.

Optimis Lulusan Masuk PTN Masih Besar

Kepala SMA Tulus Bhakti TB Kota Bekasi Margo Cahyono menyakini perubahan metode dalam seleksi masuk PTN tidak akan menurunkan tingkat lolos seleksi anak didiknya untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

“Saya optimis potensi anak-anak masuk PTN ini masih besar, hanya memang siswa harus didorong lebih keras lagi untuk bisa mengikuti seleksi tersebut,” ujar Cahyo.

Dari perubahan itu, ujar dia, pihaknya akan berusaha lebih ekstra dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Sebab menurutnya persaingan masuk kampus negeri setiap tahunnya akan semakin ketat.

Pada tahun lalu, 49 lulusan SMA Tulus Bhakti berhasil masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan SBMPTN.

“Saya berharap tahun depan akan lebih banyak siswa yang lolos, jangan takut dan jangan pesimis. Yang terpenting yakin dan mau berusaha,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Kepala SMAN 1 Cikarang Pusat Sayuti. Ia optimis, adanya perubahan pesertanya didiknya tetap banyak masuk perguruan tinggi negeri.

“Menurut saya potensi siswa untuk masuk PTN masih besar,” ujarnya.

Sayuti menegaskan, pihaknya akan menekankan siswa untuk siap dalam mengikuti tes potensial skolastik. Sehingga potensi masuk perguruan tinggi negeri akan terbuka secara luas.

Pihaknya memiliki target yang lebih besar dalam meloloskan siswanya dalam seleksi PTN. “Tahun kemarin 233 siswa kami lolos PTN yaitu sekitar 53 persen, jadi target kamu di tahun depan angkanya semakin besar,” pungkasnya. (dew/mia/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin