Berita Bekasi Nomor Satu

Aktifkan Kembali Program Tadarus dan Salat Dhuha

Ardih Rohayadi, Ketua KKG PAI SD Pondokmelati

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Kecamatan Pondokmelati yang diketuai oleh Ardih Rohayadi ingin mengaktifkan kembali program pembiasaan sekolah yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

Selama masa pandemi program pembiasaan sekolah seperti tadarus  Al-Qur’an dan salat dhuha tidak dilaksanakan. Sebab, para siswa melakukan aktivitas belajar dari rumah guna menghindari penularan virus.

“Setelah dua tahun siswa belajar di rumah, pembiasaan-pembiasaan yang dibangun oleh sekolah benar-benar tidak lagi dilaksanakan. Melalui KKG PAI ini, kami ingin program pembiasaan tersebut kembali aktif untuk dilaksanakan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Sabtu (10/9).

Menurut pria yang akrab disapa Ardih ini, tadarus Al-Qur’an dan salat dhuha merupakan program pembiasaan yang sangat baik untuk membangun karakter siswa lebih baik lagi.

Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan minimal 15 menit sebelum memulai pembelajaran, sedangkan salat dhuha dilakukan minimal satu minggu sekali. Ardih memastikan, kedua program ini tidak membuang waktu pembelajaran.

“Kedua program ini tidak akan mengganggu waktu pembelajaran siswa, karena untuk salat dhuha berjamaah bisa dilakukan sekolah satu kali dalam seminggu dan dapat dilaksanakan pada Jumat. Kemudian untuk tadarus Al-Qur’an 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran, saya yakin bisa memberikan ketenangan pada siswa ketika akan memulai kegiatan belajar di dalam kelas,” terang pria kelahiran Bekasi ini.

Menurut Ardih, sangatlah penting bagi pihak sekolah khususnya peran guru PAI untuk kembali memberikan semangat dalam membangun program pembiasaan.

“Ini merupakan peran guru PAI untuk memberikan semangat kepada siswanya agar program pembiasaan ini tidak ditinggalkan. Karena menurut saya kedua program ini sangat ampuh dalam membangun karakter siswa lebih baik lagi,” tuturnya.

Penerapan program pembiasaan sekolah diakui tidak menghadapi kesulitan. Hanya saja guru PAI perlu memberikan semangat kembali kepada siswa yang saat ini sudah terlalu nyaman belajar secara daring di rumah.

“Kesulitan tidak ada, hanya memang selama dua tahun ini siswa mulai lupa pembiasaan-pembiasaan yang sering dijalani di sekolah. Jadi kita harus memberikan pengertian bahwa pembiasaan ini memang sangat penting untuk mereka,” pungkasnya.

Bersepeda Pilihan Olahraga Tepat

Pria berusia 56 tahun ini hobi bersepeda. Setiap Minggu, Ardih rutin gowes santai keliling lingkungan rumah bersama keluarga, teman, ataupun seorang diri.

Bagi  peraih gelar magister di Sekolah Tinggi Agama Islam Menara Siswa Bogor ini, bersepeda memiliki cukup banyak kesehatan tubuhnya. “Bisa meregangkan otot kaki saya setelah lelah beraktivitas,” ungkap Ardih.

Selain itu, dapat membuat pikiran lebih tenang dan segar. Dengan begitu, Ardih tak mudah lelah dan selalu semangat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Menurutnya, bersepeda merupakan  pilihan olahraga yang tepat baginya di usia lebih dari kepala lima. “Bersepeda santai bukan olahraga berat yang mungkin tidak bisa saya lakukan saat seusia saat ini. Jadi ini merupakan olahraga yang sangat tepat menurut saya,” kata Ardih. (dew)

BIODATA

Ardih Rohayadi

Lahir: Bekasi, 26 Februari 1966

Riwayat Pendidikan:

  • SDN Padurenan Kota Bekasi (1979)
  • MTsN 1 Kota Bekasi (1983)
  • STM Jakarta Raya (1986)
  • S1 Pendidikan Agama Islam Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (2002)
  • S2 Administrasi Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Menara Siswa Bogor (2014)