Berita Bekasi Nomor Satu

Belum Capai Target, Dinkes Buka Posko Imunisasi

TIMBANG BERAT: Seorang anak menangis saat ditimbang berat badannya sebelum diimunisasi, di Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Senin (12/9). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mengakui, capaian imunisasi dalam program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) belum tercapai.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Kabupaten Bekasi, Masrikoh, target vaksinasi BIAN yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat mencapai 308.144 orang anak.

“Untuk di Kabupaten Bekasi, secara data real kami sudah mencapai 87 persen, dengan sasaran 182.841 anak. Namun, pemerintah pusat mempunyai target dari Pusdatin, 308.144. Jadi, kalau dilihat dari angka tersebut, kami baru mencapai 52,01 persen,” kata Masrikoh, kepada Radar Bekasi, Senin (12/9).

Wanita yang akrab disapa Ikoh ini menjelaskan, pihaknya tidak bisa mencapai target yang diberikan oleh pemerintah pusat sampai 100 persen. Karena jumlah anak usia 0-59 di Kabupaten Bekasi, jumlah tidak sebanyak itu.

Sehingga, pihaknya diarahkan untuk mencapai sasaran yang ada di Kabupaten Bekasi, yakni 182.841. Dan ia menargetkan, tanggal 13 September 2022, sudah bisa mencapai 100 persen.

Kata Ikoh, dasar dari pemerintah pusat menentukan target 308.144, dari Pusdatin, tanpa sepengetahuan dari Dinkes Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, dirinya sudah berkirim surat untuk menyangkal dengan sasaran yang sudah ditetapkan. Namun pemerintah pusat tidak bisa merubah itu, karena mungkin sudah ditetapkan.

“Dasar dari pemerintah pusat menentukan target program BIAN di Kabupaten Bekasi di angka 308.144, berdasarkan data dari Pusdatin. Dan kami tidak tahu alasannya. Ujug-ujug kami disodorkan dengan target sasaran seperti itu. Dan kami akan terus berupaya bagaimana program BIAR bisa berjalan dengan lancar,” terang Ikoh.

Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa kendala dalam melakukan imunisasi. Contohnya, banyak-anak yang tidak mau diimunisasi, karena ketakutan. Kemudian ada juga yang sakit, dan orang tuanya anti imunisasi.

Ikoh mencontohkan, wilayah yang paling sulit melakukan imunisasi, ada di Lambang Sari, Tambun Selatan, karena disitu perumahaan, warganya tertutup.

“Kawasan itu kan perumahaan, tertutup, mungkin karena kesibukan dari orang tuanya, jadi kami harus punya strategi, seperti buka posko imunisasi pada siang hari,” tandasnya. (pra)