Berita Bekasi Nomor Satu

Beras Medium Harga Premium

Illustrasi : Salah seorang pedagang beras, Encep (63), menunggu pembeli di kiosnya yang berada di Pasar Baru Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (22/9). IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus dirasakan masyarakat Bekasi. Sejumlah harga kebutuhan pokok kini merangkak naik, salah satunya yakni beras. Kenaikan berkisar Rp500 untuk beras jenis premium, dan Rp1.000 untuk beras jenis medium.

Harga beras jenis premium di pasar saat ini berkisar Rp13 ribu per kg, sementara jenis medium berkisar Rp11 ribu per kg. Agen beras di Bekasi mengaku tidak kesulitan untuk mendapat pasokan beras, hanya saja terkendala harga yang mengalami kenaikan.

“Premium naik lima ratus, harga normal bisa Rp10 ribu, bisa dibawah itu. Medium naik seribu, harga normal bisa Rp9 ribu, bisa dibawah itu malah. Stok nggak ada kesulitan , harganya yang sulit,” kata salah satu pedagang di Bekasi Timur, Joko (28), Selasa (27/9).

Pantauan Radar Bekasi di lapangan, ia menjual beras dengan harga yang beragam, mulai dari yang murah sampai yang mahal. Dia menyebut perbedaan harga tersebut sesuai dengan kualitas berasnya.

Menurutnya,  faktor masa panen menjadi alasan utama harga beras bergerak naik. Masa panen selanjutnya baru terjadi di akhir tahun nanti, sehingga diperkirakan harga beras bisa bergerak turun di awal tahun.

Situasi ini perlahan mempengaruhi pendapatan para pedagang, di awal-awal harga beras mengalami kenaikan, penjualan beras diakui hampir tidak terpengaruh.  Tapi, semakin berlarut, akhirnya pembeli mulai berkurang. Sebagian mengurangi jumlah pembelian berasnya. Pelanggan yang membeli untuk dijual eceran sampai pedagang kaki lima mengurangi jumlah pembeliannya.

Situasi ini sedikit berbeda dengan tahun lalu, di luar masa panen yang ia ingat tidak ada lonjakan harga beras. Sedangkan tahun ini, informasi yang ia dapat kenaikan harga beras hampir terjadi di seluruh daerah, khususnya pulau Jawa.

“Kalau tahun ini semua sih naik, di Jawa juga naik. Perbandingannya (setelah harga beras naik), sekarang beras medium itu harga premium,” tambahnya.

Pantauan harga harian di pasar Kota Bekasi kemarin bisa membuat masyarakat untuk bernafas lebih panjang. Mayoritas komoditas bahan pokok di pasar tidak menunjukkan kenaikan harga tinggi, meskipun ada yang mengalami kenaikan, ada juga yang turun harganya.

Harga beras satu hari kemarin tidak bergerak, komoditas lain seperti beberapa jenis ikan, kedelai, kacang tanah, hingga tempa tercatat mengalami kenaikan harga. Sedangkan komoditas yang bergerak mengalami penurunan harga adalah kelompok cabai, bawang, dan tempe.

“Perkembangan harga di pasar relatif stabil, harga beras juga stabil,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Tedi Hafni.

Persediaan 12 jenis bahan pokok juga terus dipantau oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi. Hasilnya, ketersediaan bahan pangan di Kota Bekasi diklaim aman.

Untuk komoditi beras, dalam sehari kebutuhan Kota Bekasi mencapai 667.172 kg, hingga saat ini persediaan beras di Kota Bekasi disebut masih mencukupi.

“Secara global ketersediaan beras di Kota Bekasi tidak ada kendala, hasil tidak lanjut pemantauan oleh DKPPP ke pasar,” ungkap Kepala DKPPP Kota Bekasi, Herbert Panjaitan.

Terpisah, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan minta masyarakat tak perlu panik dengan kenaikan harga beras. Ia meyakinkan bahwa pemerintah berupaya agar harga beras tetap terjangkau oleh masyarakat.

Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini harga beras memang naik, lantaran harga beli gabah juga naik. Dia memastikan pemerintah akan memberikan subsidi beras kepada masyarakat. Ia menjamin masyarakat tidak akan membayar untuk membeli beras lebih mahal.

“Bisa dibantu subsidi, nggak usah khawatir sebetulnya, karena dibiayai pemerintah, masyarakat tidak akan membayar lebih mahal. Beras, harga selisihnya akan dibayar pemerintah. Insya Allah aman, jangan khawatir kemahalan,” ungkap dia.

Sekjen Kemendag Suhanto menambahkan, pemerintah memiliki Cadangan Stabilisasi Harga dan Pasokan (CSHP) untuk bisa menjaga stabilitas harga beras. Suhanto juga menjelaskan bahwa harga beras saat ini hanya naik 0,9 persen dibanding tahun lalu.

“Pemerintah itu punya namanya Cadangan Stabilisasi Harga dan Pasokan (CSHP), di mana apabila harga beras lebih tinggi dari HET, bulog akan turun tangan dan sisanya akan dibayar pemerintah. Jadi nggak usah khawatir, harga pasti terkendali,” imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut urusan pangan tidak hanya urusan beras. Banyak sumber pangan utama yang belum dimanfaatkan secara maksimal seperti Porang, Sorgum, Singkong, Sagu, dan komoditi lain sebagai sumber karbohidrat.

Kata Jokowi, ini dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Dunia saat ini pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka sampaikan akan lebih gelap,” kata Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten belum lama ini.

Sementar itu, Pengamat Ekonomi STIE Mulia Pratama, Andi Muhammad Sadli kepada Radar Bekasi menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menjaga inflasi. Yakni mengawasi secara detail kelompok komoditas yang secara langsung mempengaruhi inflasi, seperti bahan pokok masyarakat.

Pasokan kebutuhan pokok harus bisa dipastikan memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memberikan stimulus kepada produsen atau pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi kebutuhan pokok, hingga bekerjasama dengan daerah penghasil yang komoditasnya tidak dihasilkan di Kota Bekasi guna mengantisipasi kelangkaan.

Jika tidak, maka kelangkaan barang dalam hukum ekonomi akan memicu kenaikan harga barang.

“Pemerintah harus mendiagnosis barang apa yang langka, karena kalau dia langkah harga pasti akan naik. Karena kalau itu (bahan pokok) naik, semua akan ikut naik, itu harus dijaga,” ungkapnya. (Sur)