RADARBEKASI.ID, BEKASI – Nurain merupakan salah satu petani padi asal Desa Sukamantri Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Ia sangat merasakan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Lelaki paruh baya yang menekuni usaha budidaya padi sejak 2004 ini menceritakan, kenaikan BBM bersubsidi membuat harga pupuk, obat-obatan pertanian, dan lainnya ikut merangkak naik. Hal itu menambah bebannya karena sebelumnya pemerintah telah membuat kebijakan pengurangan pupuk bersubsidi.
Nurain menggarap 36 hektare lahan pertanian dengan bantuan 16 orang buruh tani. Sawah yang digarap dengan sistem sewa lahan merupakan milik warga DKI Jakarta, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
Ketika mulai tandur hingga panen, Nurain harus mengeluarkan biaya Rp8 juta per hektare untuk keperluan membeli pupuk, obat-obatan, BBM traktor, dan biaya jasa para pekerja yang membantu.
Dalam satu tahun, sawah yang dikelola Nurain bersama 16 orang buruh tani dapat panen dua kali dalam setahun. Hasil pertaniannya dijual ke wilayah Pandeglang Banten karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Bekasi. (ris)