RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rencana penghapusan saluran TV analog dan migrasi ke saluran TV digital masih minim sosialisasi. Pasalnya hingga saat ini masih didapati warga yang belum mengetahui program tersebut.
Rencana penghapusan TV analog wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) 5 Oktober 2022 juga dikabarkan mundur ke awal November mendatang. Hal itu menyusul belum tersalurkannya alat penangkap sinyal digital, Set Top Box (STB) ke masyarakat. Disamping itu masih banyak masyarakat yang awam akan informasi tersebut
Salah satu contoh nya Mujiyati, warga asal Jatikramat Kota Bekasi tidak mengetahui informasi terkait rencana penghapusan saluran TV analog .
“Saya belum tau ada penghapusan itu,”ujarnya yang mengaku siaran tv analognya sempat terkendala siang kemarin.
Namun berbeda dengan Indah Rahmadani, meski ia sudah mengetahui rencana peralihan tersebut, ia masih memilih mengandalkan TV analog sebelum benar-benar dihilangkan.
“Masih bisa nonton dan masih bisa ganti-ganti chanel juga, gatau kalo nanti mungkin bakalan ilang juga. Soalnya sempet baca-baca berita juga kalo TV analog bakalan dicabut,” tuturnya.
Hingga saat ini ia belum memutuskan untuk mengganti siaran analog nya ke siaran digital, pasalnya ia mengaku tidak terlalu aktif menonton televisi.
“Gak buru-buru juga karena jarang nonton TV juga, jadi mungkin nunggu waktunya aja baru beralih ke digital. Karena sekarang apa-apanya juga bisa lewat hp,” ucapnya.
Terpisah, dilakukannya transmigrasi siaran TV analog ke siaran TV digital justru menjadi berkah bagi penyedia jasa pemasangan digital video broadcasting.
Salah satunya penjual dan penyedia jasa bernama Khusni. Ia menyampaikan bahwa pemasangan Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVBT) mengalami peningkatan.
“DVBT yang menayangkan beberapa siaran TV dalam negeri cukup tinggi penjualannya, berbeda dengan Digital Video Broadcasting Satellite (DVBS) yang menyiarkan program tv dari luar penjualannya tidak mengalami peningkatan,” terangnya.
Menurutnya peminat yang cukup tinggi mempengaruhi nilai penjualan. Yaitu untuk DVBT sendiri dibandrol dengan harga Rp 250 ribu, dan untuk DVBS dibanderol pemasangannya dengan harga Rp 900 ribu.
“DVBS ini mahal karena program nya banyak dan luas, berbeda dengan DVBT yang cakupannya hanya dalam negeri saja,” tuturnya.
Dalam kurun waktu satu bulan ini dirinya telah menerima, 10 hingga 15 pemesanan program layanan tv digital. Sehingga menurutnya peralihan TV digital ini sangat berpengaruh.
“Berpengaruh sekali karena penjualannya lumayan meningkat, karena menurut saya memang sudah jamannya semua TV beralih pada digital,” tukasnya. (dew)