Berita Bekasi Nomor Satu

Uji Coba Nuklir Bawah Laut Diduga Sudah Dilakukan Rusia

WASHINGTON, DC - APRIL 01: An inflatable nuclear missile balloon stands at the ready before a protest held by the group Global Zero in McPherson Square April 1, 2016 in Washington, DC. The protest, designed to rally support for the elimination of nuclear weapons, was timed to occur at the same time as world leaders were meeting at the Nuclear Security Summit being held today in Washington. (Photo by Win McNamee/Getty Images)

RADARBEKASI.ID, RUSIA – Rusia memiliki senjata nuklir torpedo Poseidon. Senjata nuklir ini merupakan senjata bawah laut. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin diduga diam-diam sudah menunjukkan kehebatan senjata tersebut.

Menurut sumber senior pertahanan Inggris yang dikutip di Times of London, NATO memperingatkan anggota dan sekutunya dalam penilaian intelijen bahwa Kremlin bermaksud untuk menguji drone torpedo nuklir Poseidon.

Menurut laporan lain, Belgorod, kapal selam nuklir besar, telah menghilang dari pangkalannya di Lingkaran Arktik dan mungkin rutenya sudah melakukan uji coba senjata nuklir yang berisiko menghancurkan. Senjata ini dikenal sebagai Poseidon.

Poseidon adalah senjata nuklir bawah laut jarak jauh yang dimaksudkan untuk mencapai target di bawah laut dan menyerang kota-kota pesisir dari jarak yang sangat jauh. Ini dianggap sebagai Torpedo Otonom Bertenaga Nuklir Antarbenua dan dianggap mampu melintasi jarak bawah laut yang signifikan.

Menurut Daily Mail, ledakan Poseidon dapat menyebabkan gelombang nuklir 1.600 kaki dan bisa menenggelamkan penduduk yang ada di pesisir. Menurut media Rusia, senjata kiamat itu dapat menempuh perjalanan hingga 6.000 kilometer di bawah laut.

Torpedo tersebut memiliki bahan peledak dua megaton di dalamnya. Bahkan daya ledaknya 130 kali dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima di Jepang pada Agustus 1945 selama Perang Dunia II. “Ini adalah torpedo raksasa yang dapat menghantam kota-kota pesisir dan menghancurkan,” kata Naval News.

“Dibandingkan dengan rudal balistik antarbenua, itu sangat lambat, tetapi mungkin tak terbendung,” tambah laporan itu.

“Poseidon adalah jenis senjata yang benar-benar baru,” sebut pakar HI Sutton seperti dikutip media Italia.

“Karena larangan pengujian senjata nuklir di seluruh dunia, senjata itu tidak pernah diuji. Dan, jika Rusia melakukannya sekarang, ini akan menjadi tindakan yang sangat provokatif di pihak mereka,” tambahnya.

Profesor kimia nuklir, bahan industri, dan daur ulang di Universitas Teknologi Chalmers, Mark Foreman, mengatakan torpedo akan memiliki dampak langsung yang merusak kehidupan laut jika terjadi ledakan. Foreman mengatakan kepada Newsweek bahwa bom bawah permukaan akan menyebabkan kerusakan mekanis yang lebih besar daripada yang terjadi di udara. Menurut Foreman, ikan dan makhluk laut lainnya yang berjarak beberapa kilometer dari ledakan akan mati.

Dia menambahkan bahwa ledakan nuklir bawah laut menyebabkan lebih banyak kerusakan pada lambung kapal daripada di atas permukaan air. Kekuatannya sama dengan Tsar Bomba, bom nuklir terbesar yang pernah meledak. Senjata udara Tsar Bomba diuji pada 1961. (jpc)