RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kota Bekasi tercatat sebagai kota dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan September, di antara tujuh kota lain di Jawa Barat. Untuk itu, pemerintah kota harus menjaga tingkat inflasi di daerah serta menjaga ketersediaan pangan di tengah ancaman resesi global.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat awal Oktober kemarin, tujuh kota yang dipantau seluruhnya mengalami inflasi. Tingkat inflasi tertinggi tercatat di Kota Bekasi sebesar 1,38 persen, yang terendah di Kota Bandung sebesar 0,91 persen.
Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa saat ini tingkat inflasi menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Untuk menjaga tingkat inflasi, pihaknya tengah memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di Kota Bekasi.
Satu bulan pasca pemerintah memutuskan kenaikan BBM, tingkat inflasi disebut masih dalam posisi aman. Tugas Pemkot saat ini, memastikan ketersediaan barang sehingga harga tidak semakin melonjak naik.
“Masih aman, menurut saya yang terpenting adalah bagaimana ketersediaan terkait dengan barang, ketersediaan terkait dengan kebutuhan yang ada,” ungkapnya, Senin (10/10).
Untuk memastikan harga kebutuhan pokok yang terjangkau bagi masyarakat kota Bekasi, Tri telah memerintahkan pemerintah di 12 kecamatan untuk menggelar pasar murah, seperti Jumat berkah yang telah dilakukan di tingkat kota dengan melibatkan UMKM. Kata Tri, pemerintah di tiap kecamatan nantinya akan berkolaborasi dengan tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), menyiapkan konsep guna menarik masyarakat.
Pekerjaan rumah Pemkot Bekasi yang terakhir di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global adalah memastikan ketersediaan bahan pangan. Data BPS memberikan informasi bahwa bahan pangan memberikan kontribusi pada tingkat inflasi.
“Karena salah satunya adalah karena bahan makanan pokok. Karena kita harus menghadapi resesi terkait dengan kebutuhan pangan pada 2023,” tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan bahan pangan ini, Pemkot Bekasi kata Tri telah menyiapkan beberapa langkah. Dalam waktu dekat, membagikan enam ribu bibit cabai kepada masyarakat, meminta penggunaan lahan milik swasta yang belum dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, hingga bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menggunakan lahan milik TNI juga sebagai lahan pertanian.
Inflasi Kota Bekasi pada bulan September tercatat 1,38 persen, tahun kalender 2022 mencapai 5,05 persen, sedangkan dibandingkan dengan bulan September 2021 sebesar 6 persen.
“Kalau melihat dari tujuh kota berdasarkan pantauan di provinsi Jawa Barat, inflasi tertinggi ada di Kota Bekasi 1,38 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Marsudijono dalam paparannya belum lama ini.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi di Jawa Barat adalah bensin, angkutan dalam kota, angkutan online, beras, dan angkutan antar kota.
Tingkat inflasi di Provinsi Jawa Barat tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional. Berdasarkan data variasi tingkat inflasi di tujuh kota di Jawa Barat, Marsudijono menilai tingkat inflasi berikutnya perlu diwaspadai.
“Melihat situasi dan bervariasinya inflasi yang ada di beberapa kota di Jawa Barat, ini perlu kita waspadai untuk kesekian N+1 (satu bulan berikut)nya,” tambahnya. (sur)