Berita Bekasi Nomor Satu

Upaya Madrasah Tingkatkan Hafalan Al-Qur’an Siswa  

BACA AL-QUR’AN: Sejumlah siswa SMPIT Tahfidz DTI Quran membaca Al-Qur’an. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Upaya dilakukan oleh madrasah di Kota Bekasi untuk meningkatkan kemampuan hafalan Al-Qur’an para siswa. Antara lain dengan memberikan waktu lebih lama dalam proses hafalan.

Hafalan Al-Quran para siswa madrasah mengalami penurunan sejak proses pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah akibat pandemi Covid-19. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum MTs Al-Masthuriyah Kota Bekasi Fuady Hasan, saat ini para siswa tengah diarahkan kembali untuk peningkatan hafalan Al-Qur’an.

“Kami saat ini tengah mengencangkan kembali proses hafalan Al-Qur’an siswa. Yang memang selama masa pandemi kegiatan hafalan tersebut tetap dilakukan namun secara terbatas,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (19/10).

Saat pembelajaran secara daring, siswa tak diberikan target jumlah surat yang harus dihafalkan. Dengan waktu yang diberikan selama 10-15 menit, terpenting hanya melaporkan surat yang dihafal kepada guru yang mengajar.

Namun saat ini secara normal di sekolah, siswa harus melakukan hafalan selama kurang lebih 30 menit sampai 1 jam.

“Penekanannya lebih kepada waktu yang lebih lama, kalau di sekolah juga siswa bisa diawasi sehingga lebih fokus dalam proses menghafal dan membacanya,” ucapnya.

Menurutnya, madrasah sebagai salah satu pendidikan yang berfokus pada agama sudah menjadi keharusan bagi siswanya untuk bisa mengamalkan ilmu-ilmu agama melalui bacaan dan hafalan Al-Qur’an.

“Madrasah merupakan salah satu pendidikan yang berbasis agama, jadi bacaan dan hafalan ini memang sudah menjadi kewajiban bagi sekolah untuk bisa diterapkan dengan baik kepada siswa,” katanya.

Hal senada dikatakan Kepala SMPIT Tahfidz DTI Quran Ahmad Mahwan.

“Kami memang sedang gencar mengarahkan siswa untuk proses bacaan dan hafalan Al-Qur’an,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Ahmad, proses pembelajaran secara terbatas yang sempat diterapkan membuat hafalan siswa menurun dan banyak ketertinggalan.

“Selama belajar di rumah kami tidak bisa mengawasi secara intens proses hafalan dan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan siswa, jadi banyak ketertinggalan dan penurunan dari proses hafalannya,” terangnya.

Menurutnya, saat belajar di rumah siswa dapat menyetorkan hafalan sudah termasuk luar biasa. Sebab menurutnya ketika belajar di rumah maka rasa malas akan timbul dalam diri siswa.

Proses hafalan yang hampir dilakukan setiap hari di sekolah, kata dia, dapat mencegah pelajar melakukan hal negatif di luar sekolah.

“Salah satu faktor kami untuk fokuskan siswa dalam proses hafalan dan bacaan adalah menghindari siswa dari kegiatan aksi tawuran yang dilakukan oleh pelajar. Karena ketika mereka fokus menghafal hal-hal yang seperti insyaallah tidak dapat dilakukan oleh siswa,” tukasnya. (dew)