RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemberian pekerjaan rumah (PR) oleh guru kepada siswa saat ini bukan hanya sekadar menjawab soal. Pemberian PR dimodifikasi dengan penugasan proyek.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMKN 15 Kota Bekasi Dhani Irawan mengatakan, guru masih memberikan tugas PR kepada siswa. Kendati demikian, PR yang diberikan bukan sekadar menjawab soal.
“Saat ini fokus kami adalah memberikan PR kepada siswa dalam bentuk penugasan proyek agar dapat menghasilkan produk untuk menggali kreativitas siswa mulai dari perencanaan sampai dengan hasil,” ujar Dhani kepada Radar Bekasi, Kamis (27/10).
Pemberian PR tak hanya menjawab soal karena dinilai sudah tak efektif. Sebab, kemungkinan siswa dapat menjawab soalnya dengan menyontek temannya.
“Kalau soal-soal biasa memang akan lebih mudah bagi siswasiswa untuk mencontek atau menyalin tugas PR temannya, makanya PR yang diberikan saat ini kami modifikasi agar lebih efektif dan daya berpikir siswa bisa lebih terasah,” jelasnya.
Selain penugasan proyek, saat ini PR juga dikemas dalam bentuk penugasan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pengerjaan soal tersebut memerlukan analisis untuk menemukan sebuah jawaban dan meningkatkan daya kritis serta kreativitas siswa.
“Jadi jawaban yang diberikan dari soal HOTS itu bukan dalam bentuk tulisan, akan tetapi lebih kepada proyek berupa pembuatan video ataupun poster. Jadi tidak asal copas jawaban teman saja,” terangnya.
Hal senada disampaikan Kepala SMP PGRI II Kota Bekasi Ma’mun Murod. Ia mengungkapkan, saat ini PR yang diberikan kepada siswasiswa tidak lagi berfokus pada soal namun lebih kepada proyek yang dihasilkan oleh siswa.
“PR nya sudah sedikit dimodifikasi, jadi bukan lagi dalam bentuk soal tapi lebih kepada proyek yang dihasilkan siswa,” tuturnya.
Ma’mun mengungkapkan, contoh PR yang diberikan kepada siswa jurusan IPA. Yakni membuat proyek cara mencangkok yang benar.
“Biasanya PR dibagi per kelompok agar tidak berat, karena PR dalam bentuk proyek itu agak berat. Sebab harus ada projek yang dihasilkan dan diperlihatkan,” jelasnya.
Ia tak memungkiri, siswa yang belum menyelesaikan PR akan mengerjakannya dengan menyontek temannya di kelas sebelum pembelajaran dimulai.
“Belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada, biasanya siswa akan datang lebih awal jika ada PR yang belum dikerjakan agar bisa mencontek dan menyalin PR temannya yang sudah dikerjakan, nah hal-hal yang seperti itu sekarang yang kami hindari agar siswa bisa lebih berkembang dan tidak menggampangkan,” pungkasnya. (dew)











