RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menutup triwulan ketiga 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan laba bersih operasi sebesar Rp19,42 triliun atau tumbuh sebesar 4,3% YoY. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian Rp108,87 triliun dengan pertumbuhan positif sebesar 2,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat senilai Rp59,46 triliun atau tumbuh 2,6%. Pencapaian ini merupakan hasil dari kinerja operasional perusahaan yang cukup bagus dengan tetap fokus pada langkah transformasi dan strategi utama Five Bold Moves.
“Di tengah tantangan disrupsi, Telkom mampu tumbuh cukup baik dan positif. Kami akan terus melanjutkan implementasi lima strategi Five Bold Moves demi pertumbuhan perseroan yang kompetitif dan berkelanjutan. Kami meyakini langkah ini akan memberikan value yang optimal tidak hanya bagi perseroan tapi bagi stakeholder,” ungkap Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah di Jakarta (28/10).
Sementara Telkomsel selaku anak usaha Telkom juga membukukan kinerja positif dengan pendapatan sebesar Rp66,16 triliun atau tumbuh 1,6% YoY. Sebagai bagian dari segmen bisnis Mobile, Telkomsel melayani 159,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 20,7% YoY menjadi 12.128.796 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.785 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 17,2% YoY. Sementara itu, investasi Telkomsel di GoTo juga menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan.
Demi menjaga dan menjamin kualitas jaringan sekaligus fokus pada pengembangan bisnis digital, Telkomsel secara kontinyu membangun Base Transceiver Station dengan total mencapai 260.815 unit (tumbuh 6,1% YoY) hingga September 2022, dengan 210.632 unit di antaranya merupakan BTS 3G/4G/5G.
Sebagai operator seluler pertama yang menawarkan teknologi 5G di Indonesia, Telkomsel terus melanjutkan strateginya dalam meningkatkan use case untuk pemanfaatan 5G secara selektif melalui pendekatan berbasis permintaan untuk B2C dan B2B dengan kemitraan di sektor manufaktur dan infrastruktur, dukungan di sektor pendidikan dan berpartisipasi dalam acara nasional maupun internasional. Salah satu wujud implementasi teknologi 5G adalah pada industri pertambangan bersama PT Freeport Indonesia dan MIND ID melalui penerapan 5G Underground Smart Mining pertama di Indonesia pada September 2022 lalu.
Pada segmen Consumer, IndiHome masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan perusahaan dengan kinerja Rp20,9 triliun atau tumbuh 6,4% YoY, dengan kontribusi terhadap total pendapatan Perseroan meningkat menjadi 19,2% dari 18,5% pada periode yang sama tahun lalu. Dengan penambahan 438 ribu pelanggan baru, hingga September 2022 IndiHome telah melayani 9 juta pelanggan atau tumbuh 6,8% YoY.
Di Segmen Enterprise, Perseroan mencatat kinerja sebesar Rp13,7 triliun dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan. Ke depannya, Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud, termasuk melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. Sementara itu pendapatan segmen Wholesale and International tumbuh 7,6% YoY menjadi Rp11,3 triliun dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional, serta bisnis digital termasuk layanan A2P domestik dan internasional.
Pada bisnis tower, Mitratel selaku anak usaha Telkom terus memperkuat posisi sebagai perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara melalui kepemilikan sebanyak 35.051 unit tower dengan tenancy ratio 1,44x. Perseroan meyakini bahwa bisnis tower memiliki peluang besar untuk terus tumbuh didorong permintaan dari bisnis data seluler dan implementasi teknologi 5G. Hingga akhir triwulan ketiga 2022, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh 11,5% YoY, dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 15,7% YoY dan 18,1% YoY.
Hingga September 2022, Perseroan masih terus fokus menjalankan inisiatif lima strategi utama (Five Bold Moves), dengan penekanan saat ini pada Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo dan Data Center Co. Pada inisiatif FMC, baik Telkom maupun Telkomsel tengah menjajaki model bisnis terbaik yang dapat memberikan nilai yang optimal bagi bisnis fixed dan mobile broadband. Kehadiran FMC diharapkan akan menyediakan berbagai layanan, teknologi, dan harga berdasarkan kebutuhan pelanggan, serta mampu meningkatkan proposisi nilai Telkom Group dan keunggulan yang kompetitif.
Pada inisiatif InfraCo, Telkom akan mengoptimalkan value dan utilitas aset infrastruktur baik tower maupun fiber, termasuk dalam hal berbagi infrastructure sharing. Selanjutnya untuk inisiatif Data Center, Telkom menjalin kerja sama dengan partner regional dan tengah membangun dua data center yang berlokasi di Batam. Sementara untuk proses konsolidasi seluruh data center di bawah satu entitas Telkom Data Ekosistem (TDE) juga terus dilakukan dengan estimasi target penyelesaian konsolidasi pada 2024 mendatang.
Hingga September 2022, total belanja anggaran perseroan mencapai Rp21,7 triliun atau 19,9% dari total pendapatan. Anggaran belanja ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
#DigitalBisa
#UntukIndonesiaLebihBaik