RADARBEKASI.ID, RUSIA – Rusia mengatakan kepada Tiongkok soal kekhawatiran atas ancaman penggunaan teror nuklir di Ukraina yang disebut dengan istilah “bom kotor”. Hal itu diungkapkan Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe dalam percakapan video dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Kedua belah pihak bertukar pandangan tentang masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama. Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, Tan Kefei, mengonfirmasi percakapan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Menurut TASS, kedua belah pihak membahas situasi di Ukraina.
“Shoigu menyampaikan keprihatinan Rusia kepada Wei tentang kemungkinan Ukraina menggunakan ‘bom kotor’ dalam operasi bendera palsu (false flag),” bunyi pernyataan itu.
Shoigu sebelumnya juga mengadakan percakapan dengan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dan memberinya informasi yang sama.
Pada 23 Oktober, kepala pertahanan Rusia memberi tahu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu, dan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar tentang rencana Kiev untuk melakukan operasi bendera palsu. False flag bisa juga disebut operasi kambing hitam yakni tindakan yang bertujuan menjadikan pihak lain sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Pakar militer Tiongkok Song Zhongping mengatakan kepada Global Times bahwa Rusia sedang mencoba untuk menginformasikan setiap kekuatan utama dan pihak-pihak kunci atas krisis Ukraina. Ini berarti bahwa Moskow berusaha untuk memperjelas memiliki intelijen yang dapat diandalkan tentang potensi bahaya.
“Dan jika ‘bom kotor’ benar-benar meledak di Ukraina, itu tidak ada hubungannya dengan pihak Rusia, dan semua pihak harus melakukan upaya untuk mencegah risiko seperti itu,” tegas Song Zhongping.
‘Bom kotor’ bukanlah senjata pemusnah massal mutakhir. Dapat dengan mudah diproduksi selama pabrikan memiliki cukup bahan nuklir dan zat radioaktif. Namun, kerusakan yang ditimbulkannya terhadap tanah, udara, dan manusia masih sangat serius, sehingga dilarang dunia internasional.
“Hanya teroris yang akan menggunakan senjata seperti itu,” katanya.
Rusia juga telah membuat klaimnya tentang ‘bom kotor’ di Ukraina kepada Dewan Keamanan PBB dan mengatakan menggunakan bom kotor akan menjadi tindakan terorisme nuklir.
Rusia berbagi keprihatinan dengan Tiongkok dan India. Moskow percaya bahwa kekuatan besar non-Barat setidaknya akan lebih masuk akal dan netral.
“Jika Rusia suatu hari diserang dengan bom kotor Ukraina, Rusia berharap Tiongkok dan India akan dapat berbicara atas namanya di arena internasional,” kata asisten peneliti Rusia dari East China Normal University, Cui Heng.
“Sangat mungkin untuk melihat bom kotor digunakan di medan pertempuran,” tandasnya. (jpc)