RADARBEKASI.ID, BEKASI – Program Baca Tulis Qur’an (BTQ) SMPN 29 Kota Bekasi wajib diikuti oleh seluruh peserta didik muslim. Tak setiap hari, minimal satu kali dalam seminggu siswa ikut program ini agar mereka memiliki akhlak yang baik dan terpuji.
Siang kemarin, sejumlah siswa laki-laki maupun perempuan mengaji di musala SMPN 29 Kota Bekasi. Mereka masih mengenakan seragam SMP atasan putih dan bawah biru.
Satu per satu siswa mengaji Al-Qur’an dengan bimbingan guru agama. Bagi siswa yang belum mendapat giliran mengaji, terlihat membaca sendiri. Mengaji di sekolah ini merupakan bagian dari program BTQ.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMPN 29 Kota Bekasi Nining menjelaskan, BTQ merupakan program sekolah yang sudah hadir sejak lima tahun. Namun pelaksanaannya sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Siswa dari lima sampai enam kelas mengikuti program ini dalam setiap harinya. Lantaran kapasitas musala yang terbatas, pihak sekolah membaginya dengan dua sif. Pertama sif pagi mulai pukul 10.00-11.30 WIB dan kedua sif siang mulai pukul 13.00-14.30 WIB.
“Jadi yang masuk siang kegiatan akan dimulai pada pagi hari dan yang masuk pagi kegiatan akan dimulai pada siang hari. Karena kegiatan akan dimulai setelah siswa belajar atau sebelum siswa belajar,” jelas Nining kepada Radar Bekasi, Senin (31/10).
Siswa yang beragama muslim wajib mengikuti program ini agar memiliki akhlak yang baik dan terpuji. Menurut Nining, ilmu agama penting untuk dipelajari oleh siswa.
“Sifatnya wajib karena kami ingin siswa memiliki Akhlakul Karimah dan mereka bisa memiliki ilmu agama. Karena ilmu agama itu gak bakalan hilang, kami ingin lulusan siswa kami bisa membaca dan menulis arab,” ucapnya.
Program ini telah disampaikan kepada orangtua siswa saat awal masuk sekolah. Sebagian besar para orangtua memberikan dukungan penuh pelaksanaan program tersebut.
“Malah mereka orangtua siswa bilang waktunya ditambah aja jangan seminggu sekali, kami mau aja tapi kan tenaga pengajarnya juga terbatas,” katanya.
Dalam program ini, pihak sekolah memberikan nilai yang tertera pada rapor. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa agar lebih semangat dalam belajar.
Penambahan jam belajar tidak membuat siswa jenuh maupun merasa malas. Justru dengan program BTQ siswa bisa ikut bernostalgia dengan kegiatan mengaji di rumahnya semasa kecil.
“Aku jadi bisa belajar ngaji lagi sama teman-teman di sekolah, karena terakhir ngaji itu pas masih SD kelas 1. Jadi aku kebantu juga sih buat inget-inget pelajaran agama,” ucap siswa kelas 8A SMPN 29 Kota Bekasi Ghania Kabira.
Menulis, membaca sampai dengan menghafal bacaan surat pendek, ia pelajari bersama-sama dengan teman perempuan sebayanya tanpa ada rasa malu.
“Kalau menurut aku sih belajar itu gak kenal waktu, jadi kalau dikasih kesempatan buat belajar ya harus kita ambil dan intinya jangan malas dan jangan malu aja,” tuturnya. (dew)