RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekolah sudah tidak melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) bersama Dinas Pendidikan maupun Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III. Evaluasi PTM kini dilakukan secara internal.
Kepala SDN Jatimekar II Kota Bekasi Burhan menyampaikan, pihaknya saat ini sudah tidak melakukan rapat evaluasi KBM secara mingguan bersama Dinas Pendidikan Kota Bekasi.
“Tapi kami diminta untuk tetap melakukan evaluasi secara internal di masing-masing sekolah,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (1/11).
Evaluasi internal ini tidak dilakukan secara rutin setiap minggunya, tetapi dua minggu atau sebulan sekali. Evaluasi dianggap penting untuk tetap dilakukan oleh sekolah.
“Evaluasi yang kami lakukan adalah bagaimana KBM ini setelah dua tahun terakhir tidak optimal apakah pelaksanaannya saat ini sudah maksimal atau belum, jika belum apa yang harus diperbaiki. Jadi kami lakukan evaluasi sesuai dengan tema belajar yang sudah diselesaikan,” jelasnya.
Dalam rapat evaluasi yang dilakukan, dari beberapa tema pelajaran yang diberikan kepada siswa menunjukan hasil baik. Siswa cukup optimal dalam mengikuti dan memahami materi yang diberikan.
“Dari evaluasi ini kami bisa mengukur kemampuan siswa dalam mendalami materi, karena kan selama belajar di rumah kami tidak bisa mengetahui secara langsung bagaimana siswa memahami dan mendalami materi yang diberikan oleh guru,” tuturnya.
Sementara, ada catatan penting hal yang mesti diperbaiki pihak sekolah. Yakni, mendorong peserta didik lebih fokus dalam belajar di kelas. “Yang masih harus diperbaiki adalah kefokusan siswa dalam belajar, ini yang masih menjadi catatan kami dalam melakukan evaluasi,” katanya.
Sementara, Kepala SMK Bhakti Bangsa Kota Bekasi Jumran Waris menyampaikan, evaluasi secara internal di sekolah masih dilakukan. “Kami masih melakukan evaluasi internal, tapi kalo untuk evaluasi bersama dengan kantor cabang dinas memang tidak lagi dilakukan untuk saat ini,” ucapnya.
Dalam evaluasi, banyak catatan pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang harus diperbaiki. Yakni, tidak optimalnya siswa mengikuti kegiatan belajar di kelas.
“Banyaknya ketertinggalan materi sehingga kami membutuhkan evaluasi yang harus dilakukan secara berkala. Minimal dua minggu sekali kami mengadakan rapat evaluasi kepada target perbaikan yang kami lakukan,” ucapnya. (dew)