RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak keputusan pemerintah menaikkan Harga Bahan Bakar (BBM) masih terasa, ditandai dengan naiknya harga komoditas lain di tengah masyarakat. Untuk menanggulangi dampak inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan memulai operasi pasar murah di tiap kecamatan mulai besok, Kamis (03/11).
BBM masih menjadi faktor terjadinya inflasi pada bulan Oktober kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Year on Year (YOY) pada bulan Oktober mencapai 5,71 persen. Komponen harga barang yang diatur oleh pemerintah inflasinya tercatat 13,28 persen, barang yang memberikan andil terhadap inflasi tersebut diantaranya Bensin, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, hingga tarif angkutan dalam kota.
Sementara itu, BPS Jawa Barat mencatat inflasi YoY pada bulan Oktober sebesar 5,93 persen, diantaranya Kota Bekasi sebesar 5,75 persen. Andil terhadap inflasi paling besar adalah Bensin, disusul bahan bakar rumah tangga, cabai merah, telur ayam ras, dan angkutan dalam kota.
Untuk menanggulangi dampak inflasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan memulai operasi pasar di tiap kecamatan. Pertama besok di halaman kantor Kecamatan Jatisampurna.
“Kita lakukan operasi pasar dengan menjual kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau, supaya ada daya beli masyarakat,” ungkap Analis Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Eko Wijatmiko, Selasa (1/11).
Operasi pasar rencananya dilakukan delapan kali secara bergantian mulai tanggal 3 November sampai 23 Desember 2022. Dalam pelaksanaannya operasi pasar dilakukan selama dua hari di tiap kecamatan.
Operasi pasar ini akan menyediakan berbagai komoditas bahan pokok bagi masyarakat. Dalam kegiatan ini, Disperindag bekerjasama dengan Bulog dan beberapa ritel di Kota Bekasi.
“Kita jual untuk semua kalangan, khususnya masyarakat Kota Bekasi, baik perseorangan maupun pedagang,” katanya.
Pada bulan Oktober kemarin, komoditas yang cenderung mengalami kenaikan harga signifikan kata Eko, yakni cabai dan bawang. Faktor perubahan cuaca akhir-akhir ini disebut menjadi salah satu faktornya, dimana hujan yang terjadi akhir-akhir ini mengganggu ketersediaan barang.
“Yang mengalami kenaikan (signifikan) hanya cabai bawang, kalau cabai kan musimnya dari panas ke hujan pada hancur,” tambahnya.
Meskipun, tidak dipungkiri komoditas lain di pasar masih bertahan diatas harga normal, namun tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. (sur)