Berita Bekasi Nomor Satu

Respons Ancaman Iran, AS Kerahkan Pesawat Tempur di Arab Saudi

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. AS mengerahkan pesawat tempur F-22 di Arab Saudi untuk melindungi dari ancaman serangan Iran. (ABC News).

 

RADARBEKASI.ID, AMERIKA – Amerika Serikat mengerahkan pesawat tempur F-22 di Arab Saudi untuk melindungi dari ancaman serangan Iran. Langkah itu menyusul temuan intelijen AS yang mendeteksi adanya ancaman serangan Iran pada sektor infrastruktur energi Arab Saudi.

Amerika Serikat dan Arab Saudi telah berbagi informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Iran mungkin merencanakan serangan terhadap infrastruktur energi di Timur Tengah, khususnya di Arab Saudi, kata seorang pejabat AS kepada CNN. Seorang pejabat Saudi mengatakan Arab Saudi berbagi informasi intelijen tentang kemungkinan serangan, tetapi sumber itu tidak memberikan informasi secara spesifik.

Seorang pejabat AS mengatakan jet tempur F-22 sudah bersiaga di Arab Saudi dan siap melawan ancaman apa pun. Pejabat lain mengatakan tidak ada peningkatan perlindungan militer AS di wilayah tersebut, karena militer AS diyakini tidak menjadi target.

“Kami khawatir tentang ancaman dan dalam kontak terus-menerus melalui saluran militer, diplomatik, intelijen dengan Saudi,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

“Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan kami dan mitra kami di wilayah tersebut,” lanjut Ned Price.

Ned Price mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya peringatan publik yang dikeluarkan melalui kedutaan tentang ancaman dan menegaskan bahwa Departemen Luar Negeri AS diharuskan memberi tahu warga negara. AS siap mengumumkan jika berpotensi menimbulkan ancaman bagi komunitas warga Amerika.

Infornasi ancaman serangan itu awalnya dilaporkan oleh The Wall Street Journal. Media itu melaporkan bahwa ada indikasi potensi serangan Iran.

Sekretaris Pers Pentagon Brigjen Jenderal Pat Ryder belum mengonfirmasi apakah saat ini ada ancaman secara khusus. Akan tetapi, ia mengatakan bahwa Pentagon tetap khawatir tentang situasi ancaman di kawasan itu.

“Kami berhubungan secara teratur dengan mitra Saudi kami,” Pat Ryder.

Iran adalah saingan utama Arab Saudi di kawasan, dan Saudi memutuskan hubungan diplomatik resmi dengan Teheran pada 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerbu kedutaan Saudi di Teheran sebagai tanggapan atas eksekusi ulama Syiah di Arab Saudi.

Pemberontak Houthi yang didukung Iran juga telah menyerang fasilitas minyak di Arab Saudi dan UEA dalam beberapa tahun terakhir. Aksi itu meningkatkan kekhawatiran bahwa infrastruktur energi dapat menjadi target provokasi Iran di wilayah tersebut. (jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin