RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kabupaten Cianjur menangis. Porak-poranda penuh duka. Gempa berdaya 5,6 magnitude itu menghancurkan banyak infrastruktur publik. Bencana alam di Senin (21/11) siang itu tak hanya mengejutkan warga Cianjur, namun wilayah lainnya seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Pantauan Radar Bekasi, ratusan warga berhamburan ke luar dari dalam gedung nampak di pusat kota, salah satunya di kantor Plaza Pemkot Bekasi. Ratusan pegawai pemerintah keluar dari dalam gedung pada saat gempa mengguncang Kota Bekasi.
Salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) Kita Bekasi, Muchlis mengatakan bahwa saat peristiwa terjadi, ia tengah berkomunikasi dengan rekannya yang berada di Kabupaten Bogor.”Kebetulan saya lagi video call dengan rekan yang ada di Kabupaten Bogor, tiba-tiba disana teriak ada gempa,” katanya, Senin (21/11).
Tidak lama berselang setelah mendengar teriakan gempa, guncangan ia rasakan langsung saat duduk diatas kursi. Setelah itu, segera ia memberikan informasi kepada pegawai lain yang ada di sekitar, kemudian keluar gedung mencari tempat aman.
Hasil monitoring Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, tidak ada kerugian materil akibat gempa siang kemarin. Namun, guncangan yang dirasakan oleh banyak orang ini menimbulkan reaksi dari masyarakat.”Alhamdulillah di Kota Bekasi tidak ada dampak fisik,” kata Kepala BPBD Kota Bekasi, Enung Nurcholis.
Hingga pukul 20:00 WIB tadi malam, jumlah korban jiwa di Bumi Tauco mencapai 162 jiwa. 362 lebih mengalami luka-luka yang didominasi patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Empat kecamatan yang porak-poranda antara lain Cianjur, Cugenang, Warungkondang dan Gekbrong. Akses jalan menjadi tertutup dilihat nadi Cugenang menuju Cipanas maupun sebaliknya akibat tertutup material longsor.
Material longsor itu terjadi di tiga titik yang berdekatan dengan jarak berkisar 50 hingga 100 meter antar titik. Aliran listrik di pusat Kota Cianjur padam. Aliran air juga mengalami gangguan. “Listrik semaksimal mungkin akan diperbaiki oleh PLN. Kalau air ada PDAM. Kemungkinan bisa seminggu baru normal,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Pendopo tadi malam.
Untuk korban jiwa, Kang Emil menerangkan, didominasi oleh anak-anak. Pasalnya, gempa terjadi di saat tak sedikit anak-anak yang sedang melakukan pembelajaran di sekolah. “Banyak anak-anak yang jadi korban. Karena (gempa, red) terjadi di saat jam belajar,” tuturnya didampingi Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Di Kabupaten Cianjur sendiri, sedikitnya ada tiga rumah sakit yang difokuskan untuk penanganan korban pasca gempa. Yang pertama RSUD Cianjur, RSUD Cimacan dan RS Bhayangkara Polri. “Kami terus gencar untuk melakukan penanganan warga yang menjadi korban akibat gempa bumi,” tutur Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Hingga tadi malam, pihaknya masih berfokus dengan penanganan korban gempa. Di RSUD Cianjur, Pasien korban gempa langsung mendapatkan penanganan saat masuk di parkiran. “Kita juga kerahkan semua perawat serta dokter,” terangnya.
Forkopimda Kabupaten Cianjur akan mendirikan tenda di halaman RSUD Sayang Cianjur dan halaman Pemda Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan karena banyaknya korban yang berdatangan.
“Korban masih berdatangan bahkan hingga saat ini sekitar pukul 16.10 WIB kendaraan pribadi, ambulan dan Dinas masih berdatangan membawa korban,” paparnya.
Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan menjelaskan, pihaknya akan membuat posko untuk pengungsian di Gedung DPRD Cianjur. Hal tersebut telah dibuat kesepakatan bersama dengan jajaran Forkopimda Kabupaten Cianjur.
“Kita sepakat akan membuat posko, nanti jika memungkinkan akan secara bersama-sama di satu titik atau di masing-masing seperti Pendopo dan Gedung DPRD Cianjur,” tutupnya.
Untuk diketahui, pasca gempa Kota Cianjur lumpuh. Listrik mati. Minimarket dan ruko-ruko tutup. Hingga tadi malam, arus lalu lintas lebih didominasi oleh ambulans dan truk-truk TNI serta Polri.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa bumi yang terjadi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Cimandiri. Sehingga tentunya tidak berpotensi terjadinya tsunami. Namun, dengan kekuatan tersebut, memang sangat berpotensi merusak bangunan-bangunan. Khususnya bangunan yang dibangun tidak tahan gempa.
“Karena itu diharapkan bagi masyarakat yang rumahnya sudah mulai rusak atau retak sebaiknya untuk sementara tinggal di luar dulu,” ungkapnya. Biasanya gempa tersebut juga diikuti gempa-gempa kecil setelahnya. Berdasar hasil monitoring BMKG, hingga pukul 14.53 setidaknya terjadi 27 kali gempa susulan. Yakni dengan magnitudo terbesar 4 SR dan terkecil 1, 8 SR.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, bahwa wilayah Sukabumi Cianjur, Lembang, Sukabumi, Purwakarta, dan Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Disebut seismik aktif karena berdasar monitoring BMKG kawasan itu menunjukkan memang sering sekali terjadi gempa dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Terkait kompleksitas daerah itu memang daerah jalur gempa yang cukup aktif seperti keberadaan cesar padalarang, lintang, dan masih banyak cesar-cesar minor lainnya yang berada di wilayah tersebut.
Kompleksitas tektonik tersebut, lanjut dia, berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal. Faktor semacam itu juga menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen. Dengan karakteristik gempa kerak dangkal, gempanya tersebut juga tidak harus berkekuatan besar untuk menyebabkan kerusakan. “Gempanya rata-rata dangkal sekali ya kurang dari 10-15 Km, tapi kekuatan magnitudo 4, 5, 6 SR itu pun bisa menimbulkan kerusakan yang signifikan,” katanya.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Jusuf Kalla (JK) menyampaikan relawan PMI sudah turun ke lapangan membangu penanganan korban gempa Cianjur. Dia mengatakan relawan PMI bersama tim dari BNPB serta relawan lainnya menjalankan proses tanggap darurat dan rehabilitasi pasca gempa.
’’Menyampaikan duka cita atas korban gempa di Cianjur. Juga telah meminta PMI Jawa Barat dan Cianjur untuk segera turun ke lapangan membantu korban dan rehabilitas rumah masyarakat,’’ tuturnya. Menurut JK sejumlah rumah warga rusak akibat guncangan gempa yang terjadi sekitar pukul 13.21 WIB itu.
Mantan Wakil Presiden itu juga menyampaikan himbauan supaya warga setempat tetap waspada. Kemudian juga terus memantau perkembangan dan mengikuti himbauan resmi dari BMKG atau BNPB. Selain itu warga juga diminta untuk sedapatnya saling membantu menghadapi dampak dari bencana itu.
Ucapan duka juga disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan Ma’ruf Amin menyampaikan bela sungkawa kepada korban meninggal akibat gempa Cianjur. Secara khusus Ma’ruf meminta supaya tim penanggulangan bencana dan pihak yang terkait lainnya untuk segera sigap.
’’Wapres minta supaya segera bertindak cepat melakukan penyelamatan korban,’’ katanya. Kemudian juga memberikan bantuan yang diperlukan. Masduki mengatakan ada rencana Ma’ruf mengunjungi lokasi gempa di Cianjur. Tetapi saat ini masih ada agenda kunjungan kerja ke Papua yang sudah dirancang cukup lama.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk mengidentifikasi jumlah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa.”Kami turut prihatin atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Cianjur dan sekitar. Saat ini kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim, di Jakarta, Senin (21/11).
Dari hasil identifikasi tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan langkah-langkah cepat untuk membantu para pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa. Sehingga akses terhadap pendidikan tetap tersedia.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang tengah bertugas di Gunung Kidul telah menginstruksikan sentra-sentra Kemensos yang ada di Bandung, Sukabumi, Bogor, Bekasi, dan Jakarta untuk mengerahkan bantuan. Ia juga mengaktivasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang ada di wilayah Yogyakarta, Solo, dan wilayah terdekat, untuk ikut membantu.
“Semua kita kerahkan ke sana. Karena kita khawatir, mungkin ada yang masih tertimpa reruntuhan. Saya akan sebar ke 7 kecamatan yang informasinya kondisinya parah,” tuturnya. (sur/kim/jpg)