RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung menghenyakkan semua orang. Pelaku merupakan Agus Sujarno, mantan napi kasus terorisme (Napiter) dalam aksi teror bom panci Cicendo. Langkah deradikalisasi terhadap kelompok terorisme pun dipertanyakan.
Seperti biasa, rabu pagi kemarin seluruh anggota Polsek Astana Anyar, Bandung melaksanakan apel pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, pelaku Agus Sujarno masuk ke dalam polsek dan memaksa mendekati anggota yang tengah melaksanakan apel pagi, namun dihalangi oleh petugas yang berjaga.
Karena ditahan petugas, pelaku sempat mengacungkan pisau. Tidak berlangsung lama, tiba-tiba “Duarrrrr..” suara ledakan mengagetkan petugas yang sedang apel pagi. Pelaku melakukan aksi bunuh diri.
“Kita berada di dekat TKP beberapa meter dari Polsek Astana Anyar yang tadi pagi tepat pukul 08.00 WIB telah terjadi sebuah ledakan di dalam Mako Polsek saat anggota sedang melakukan apel pagi pelaku berada di dalam dan memaksa untuk mendekati anggota kita yang sedang apel,” kata Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana
Suntana mengatakan ada 11 korban akibat ledakan ini, 10 di antaranya adalah anggota polisi. Ia juga menyatakan ada satu anggota yang menjadi korban meninggal akibat ledakan tersebut atas nama Sofyan.
“Sembilan anggota masih dalam kategori luka-luka diakibatkan pecahan serpihan ledakan tersebut. Satu warga atas nama Ibu Nurhasanah itu mengalami luka ringan yang pada saat kejadian Ibu tersebut sedang jalan melewati Polsek Astana Anyar,” ujarnya.
Aksi yang dilakukannya itu bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 2017 lalu, Agus terlibat dalam kasus bom panci di Kawasan Cicendo. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, setelah dilakukan pemeriksaan face recognition dan sidik jari dapat dipastikan pelaku identic dengan Agus Sujarno.”Pelaku bebas 2021 lalu,” paparnya.
Memang Densus 88 Anti Teror terus mengikuti kegiatan dari pelaku. Namun begitu, akhirnya pelaku melakukan bom bunuh diri. Pelaku terhubung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). ”Di TKP kami temukan banyak kertas penolakan rancangan KUHP,” terangnya.
Khususnya kertas-kertas itu ada yang membahas soal zinah. Namun begitu, Polri masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut. ”Kita minta rekan-rekan semua membantu agar tuntas kasus ini,” ujarnya.
Untuk jumlah korban, dia mengatakan bahwa hingga saat ini terdapat sebelas korban. Sepuluh orang merupakan anggota kepolisian dan satu orang warga masyarakat. ”Pelaku meninggal dunia da nada satu anggota kepolisian juga yang gugur,” jelasnya.
Selain pesan yang memprotes RKUHP, pelaku juga meninggalkan tulisan terkait jihad di lokasi kejadian. Polisi saat ini tengah mendalami pesan-pesan tersebut. “Di mana di dalamnya membahas terkait dengan masalah jihad dan sebagainya. Dan tentunya ini semua kita dalami,” sambung Jenderal Listyo.
Bukti-bukti tersebut ditemukan di sebuah sepeda motor bebek berwarna biru yang diduga milik pelaku. Di motor tersebut terdapat sejumlah kertas yang bertuliskan kritikan atas RKUHP.
Kapolri juga memastikan bahwa langkah deradikalisasi terhadap napiter. Namun, untuk pelaku ini termasuk dalam kategori tanda merah. ”Sedangkan deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik,” ujarnya.
Untuk pelaku ini selama berada di penjara, sangat sulit untuk menerima program deradikalisasi. Pelaku cenderung menghindar ketika diberikan pendekatan. ”Susah diajak bicara,” aparnya.
Sementara itu Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengutuk keras teror bom di Astana Anyar, Kota Bandung. Respon tersebut disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi. ’’Karena ini jelas-jelas mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Mencederai agama itu sendiri,’’ katanya di Jakarta kemarin (7/12).
Menurut Masduki ajaran Islam mengharamkan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Sehingga perbuatan teror bom di kantor polisi itu jelas-jelas bertentangan dengan agama. Kolega Ma’ruf Amin di kepengurusan MUI itu mengatakan,s sering kali peristiwa pemboman dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Padahal jauh sekali dengan esensi pemahaman sebuah agama. Akibatnya agama menjadi komoditas atau dikorbankan.
Selain itu Ma’ruf Amin juga menyampaikan simpati dan empati terhadap seluruh korban bom bunuh diri tersebut. Apalagi dalam perkembangannya ada satu personel polisi yang wafat. ’’Wakil Presiden ikut berbela sungkawa terhadap korban dan keluarganya,’’ tuturnya.
Kemudian Ma’ruf Amin juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk terus sigap dan waspada. Dengan adanya bom bunuh diri tersebut, menunjukkan bahwa bibit-bibit atau jejaring-jejaring terorisme yang mengatasnamakan agama masih ada di Indonesia. Bibit atau jaringan ini terus bergerak dan ada yang tidak terpantau. Sampai akhirnya melakukan teror.
’’Oleh karena itu, saya kira pendekatan hulu sampai hilir harus terus dilakukan,’’ katanya. Pendekatan yang sifatnya hilir adalah pendekatan keamanan. Seperti penyelidikan oleh aparat kepolisian atau sejenisnya. Sedangkan pendekatan hulu dilakukan dengan upaya penyadaran-penyadaran literasi agama. Sehingga semua bisa menginterpretasikan agama dengan baik. Tidak melakukan teror atas nama agama, khususnya Islam. Masduki juga mengatakan pihak-pihak yang menganggap teror itu settingan atau sejenisnya, juga harus disadarkan.
Pada kesempatan lain PBNU juga mengutuk keras teror bom di Astana Anyar. Wasekjen PBNU Suleman Tanjung mengatakan apapun motifnya, teror bom bunuh diri itu tidak bisa dibenarkan. ”Kejadian seperti ini sangat mengganggu ketenangan dan kerukunan beragama serta kehidupan berbangsa kita,’’ jelasnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD langsung bertolak ke Bandung untuk menemui korban dan keluarga korban. Dia pun menyatakan bahwa korban meninggal dunia sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Selanjutnya, dia meminta semua pihak untuk waspada. ”Kita punya polisi, punya densus, punya BNPT, dan lain-lain itu (harus) meningkatkan kewaspadaan,” kata dia kemarin.
Pejabat asal Madura itu menilai kewaspadaan sangat penting meski sejak 2018 jaringan teroris di Indonesia sudah jauh berkurang. ”Tapi, masih ada. Buktinya (ledakan bom bunuh diri) hari ini (kemarin, Red),” imbuhnya. Pria yang pernah bertugas sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun menyebut, tindakan preemtif, preventif, maupun antisipatif harus terus dilakukan. Selain aparat keamanan, dia juga meminta seluruh lapisan masyarakat terlibat.
Mahfud menegaskan bahwa kejahatan terorisme adalah musuh bersama. ”Teroris itu adalah musuh kemanusiaan. Bukan pejuang agama apapun teroris itu. Musuh kemanusiaan, musuh bersama, musuh semua penganut agama,” tegasnya. Karena itu, Mahfud meminta agar semua pihak bersama-sama kompak melawan teroris. Dia meminta pengertian masyarakat agar aparat penegak hukum bisa menangkap para teroris sebelum beraksi.
Kehati-hatian dari semua pihak, lanjut Mahfud, juga dibutuhkan dalam ikhtiar memerangi terorisme. Sebagaimana disampaikan oleh kapolri, Mahfud menyebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar kemarin merupakan eks narapidana kasus terorisme. ”Kemudian bekerja itu lagi secara diam-diam dengan berbagai jaringannya yang sekarang juga kami tangani,” bebernya.
Mahfud mengakui jaringan teroris yang sudah tampak mati sekalipun kadang kala masih tetap hidup. Melalui sel-sel, mereka bergerak. ”Kalau sudah bergerak bisanya cepat,” imbuhnya. Untuk itu, jaringan-jaringan teroris tersebut tidak boleh didiamkan. Harus terus mendapat atensi. Kemudian, masih kata Mahfud, upaya deradikalisasi juga harus total. Sehingga eks pelaku teror atau teroris benar-benar meninggalkan ideologi mereka dan bisa kembali ke masyarakat.
Terpisah, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan bahwa pihaknya turut mengirimkan tim ke Bandung. Dia memastikan, koordinasi terus berjalan. ”Jadi, dampak dari peristiwa ini kami yakin perlu diwaspadai karena kita tidak ingin ada tempat lain (jadi sasaran teroris),” imbuhnya. Menurut Boy, tidak menutup kemungkinan ledakan yang terjadi terkait dengan tewasnya salah seorang pemimpin ISIS beberapa bulan lalu. (Idr/wan/syn)











