RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi menetapkan siaga satu darurat bencana, setelah hampir 16 ruas sungai dalam kondisi waspada.
Pasalnya, saat ini intensitas hujan semakin tinggi setiap harinya. Bahkan, sejumlah wilayah yang berada di aliran Sungai Citarum, sudah mulai terendam banjir, karena kondisi tanggul sudah kritis. Begitu juga sungai-sungai lainnya.
“Hampir 16 tanggul sungai di Kabupaten Bekasi ini dalam kondisi waspada, makanya kami tetapkan siaga satu darurat bencana,” ujar Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, kepada Radar Bekasi, Kamis (8/12).
Sebenarnya kata Dani, untuk pencegahan banjir mulai dari hulu sampai hilir. Untuk sekarang, kunci utamanya adalah Sungai Cibeet, mengingat Citarum dan Ciliwung itu sudah ada bendungan. Sedangkan Sungai Cibeet tidak punya bendungan. Alhasil, setiap hujan besar, air di Sungai Cibeet meluap.
“Paling mendasar itu, dibangun bendungan Sungai Cibeet, tapi sampai saat ini ternyata belum berjalan, Detail Engineering Design (DED) masih direvisi,” terang Dani.
Lanjutnya, selama pembuatan tanggul belum dilakukan, Pemkab Bekasi tetap melakukan antisipasi yang sifatnya adalah kesiapsiagaan, seperti di Kecamatan Cabang Bungin, masyarakat sudah dilatih dari desa ke desa, khususnya untuk yang tinggal di area-area yang tanggulnya kritis. Bagaimana masyarakat bisa melakukan evakuasi mandiri, untuk penyelamatan jiwa dan barang-barang, jika situasinya sudah kritis.
“Selama itu belum ada pembuatan bendungan, maka kami melakukan sifatnya adalah kesiapsiagaan,” ucapnya.
Saat disinggung mengenai tanggul Sungai Citarum di Muaragembong jebol, Dani menegaskan, harus ada penanganan darurat sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), baik di BBWS maupun BPBD bersama dinas SDA.
“Saya akan instruksikan untuk melakukan penanganan,” tandas Dani.
Perihal penanganan dari BBWS yang belum membuat tanggul permanen, dirinya menilai, BBWS menangani panjang Sungai Citarum itu ratusan kilo meter yang berada di sebelas kabupaten, dan setiap kabupaten ada masalahnya sendiri-sendiri, baik masalah tanggul, anak sungai, dan lain sebagainya.
“Kami dari sisi itu memahami, sementara anggaran terbatas,” beber Dani.
Namun yang jelas, Pemkab Bekasi akan melakukan penanganan-penanganan darurat, masyarakat juga bahkan berswadaya.
“Saya kira inilah kondisi realitasnya, karena kami juga tidak dalam posisi bisa memaksa,” ungkapnya. (pra)