RADARBEKASI.ID, BEKASI – Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini, sangat mengganggu aktivitas para nelayan yang berada di wilayah pesisir Pantai Bakti, Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Bahkan, tidak sedikit nelayan yang tenggelam saat dalam perjalanan untuk mencari ikan di tengah laut.
Menurut Ketua Komite Nasional Nelayan Nusantara (Konan), Nanang Suherman, cuaca ekstrem, sangat mengganggu aktivitas para nelayan karena gelombang tinggi. Pasalnya, apabila dipaksakan melaut, banyak nelayan yang tersapu ombak, seperti kejadian beberapa hari yang lalu.
“Perahu saya sempat tenggelam di tengah laut, saat perjalanan menuju Pulau Seribu. Karena gelombang air laut cukup tinggi, perahu nggak kuat melawan arus, akhirnya pecah dan tenggelam. Alhamdulilah, tidak ada korban jiwa,” ucap Nanang kepada Radar Bekasi, Rabu (14/12).
Diakuinya, cuaca ekstrem seperti sekarang sudah terjadi sejak satu bulan belakangan. Otomatis, para nelayan harus melihat kondisi cuaca sebelum pergi melaut. Untuk menyiasatinya, pria asal Muaragembong ini menyarankan, para nelayan harus melaut ke Tangerang atau Indramayu.
“Karena disini (Muaragembong) gelombangnya tinggi, maka untuk mencari ikan harus ke Tangerang atau Indramayu. Di perairan itu masih memungkinkan untuk melaut,” bebernya.
Menurut Nanang, hasil melaut para nelayan menurun drastis satu bulan terakhir. Biasanya, para nelayan sudah berangkat melaut dari sore sampai pagi. Sekarang tidak bisa, akibat cuaca buruk.
“Untuk saat ini, kalau ada yang hendak berangkat melaut, belum sampai ke tujuan, nelayan langsung pulang lagi, karena cuaca tidak mendukung. Jadi kebanyakan bolak-balik,” tuturnya.
Diceritakan Nanang, setiap akhir tahun memang kondisinya seperti ini. Biasanya, cuaca ekstrem baru berakhir pada bulan ketiga, yakni Maret.
Ia sangat berharap, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dapat memberikan bantuan pelampung untuk para nelayan di pesisir Muaragembong.
“Nelayan seperti kami, sangat membutuhkan pelampung. Karena itu sangat berguna jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah laut. Dan sejauh ini, belum ada bantuan itu,” tegas Nanang. (pra)