Berita Bekasi Nomor Satu

Tawuran Antar Pelajar kembali Marak

Illustrasi Tawuran

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi tawuran antar pelajar di Kabupaten Bekasi, kembali marak belakangan ini. Bahkan, pelajar yang melakukan tawuran tidak segan-segan melukai lawannya dengan senjata tajam (sajam) yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Alhasil, banyak pelajar yang harus mendapat perawatan serius dari pihak rumah sakit, karena luka benda tajam.

Sebelumnya, pada Selasa (13/12), dua kelompok pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) terjadi bentrok dengan menggunakan sajam di Jalan Science Timur 2, Kawasan Industri Jababeka 5, tepat di depan PT Sekisui, Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

Akibat kejadian tersebut, satu pelajar mengalami luka sabetan sajam tajam di bagian tangan.

Kemudian, Rabu kemarin (14/12), pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tambelang, menjadi korban pembacokan saat sedang melintas di wilayah Tambun Utara. Akibat pembacokan yang diduga dilakukan pelajar dari sekolah lain itu, menyebabkan korban harus mendapat penanganan serius, karena celurit menancap di bagian punggung.

Selanjutnya, pada Kamis (15/12), dua kawanan pelajar SMK diamankan jajaran Polsek Babelan, karena kedapatan membawa celurit berwarna emas, saat berkendara di Perumahan Mutiara Gading City, Babelan, Kabupaten Bekasi.

Menanggapi hal itu, Kasi Humas Polres Metro Bekasi, AKP Hotma Sitompul menjelaskan, Bhabinkamtibmas sudah mendatangi sekolah-sekolah untuk berkoordinasi dengan guru atau pihak sekolah, untuk mengantisipasi kejadian tawuran antar pelajar.

Dalam hal ini, kata Hotma, Bhabinkamtibmas melakukan pengecekan anak-anak yang tidak masuk sekolah.

“Terkait dengan anak-anak yang tidak masuk atau bolos, pihak sekolah harus bisa memastikan keberadaan anak tersebut, dan bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya kepada Radar Bekasi, Kamis (15/12).

Lanjut Hotma, apabila anak yang tidak masuk sekolah itu karena sakit, harus ada dokumentasi berupa foto, apakah berada di rumah atau di rumah sakit.

“Harus ada dokumentasi kalau anak itu benar-benar sakit. Kirim foto kondisinya ke guru, agar bisa dipertanggungjawabkan,” saran Hotma.

Hotma juga mengimbau kepada masyarakat yang melihat potensi-potensi itu (kerawanan tawuran), harus berani melapor.

“Masyarakat itu harus berani melaporkan jika ada tanda-tanda pelajar akan melakukan tawuran. Sehingga dampaknya tidak meluas,” harapnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin