RADARBEKASI.ID, RUSIA – Perang Ukraina vs Rusia sudah hampir setahun. Adakah tanda-tanda bakal segera berakhir? Mantan Intelejen Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) Aliia Roza punya prediksi.
Eks intel cantik di era Uni Soviet itu memprediksi perang di Ukraina masih akan berlangsung hingga dua tahun mendatang.
Apa alasannya? Eks telik sandi KGB itu memprediksi cepat atau lambat Rusia akan menguasai seluruh Ukraina.
Aliia tidak asal-asalan dalam melontarkan prediksinya. Wanita seksi yang kini membuka kursus merayu di Beverly Hills, Amerika Serikat, itu mengaku memperoleh info dari sumber penting di Ukraina.
“Perang mungkin akan berakhir dua tahun lagi karena banyak negara meraup keuntungan finansial darinya dan mereka ingin itu berlanjut,” ujar Aliia dalam wawancara dengan Daily Star belum lama ini.
Menurut Aliia, kini negara-negara Eropa menghadapi masalah besar dengan membanjirnya para pengungsi dari Ukraina.
Dia menyebut limpahan pengungsi dari Ukraina akan membuat banyak negara di Benua Biru tersebut menanggung ongkos yang sangat mahal.
Memang kini Rusia menanggung sanksi dari negara-negara Barat. Namun, Aliia meyakini saat ini warga di negeri pimpinan Presiden Vladimir Putin itu justru sangat bahagia alias very happy.
“Produk-produk AS, seperti iPhone contohnya, sekarang benar-benar lebih murah,” kata mantan telik sandi yang bertugas merayu demi memperoleh informasi sahih itu.
Embargo terhadap Rusia justru meyuburkan pasar gelap di negeri bekas Uni Soviet itu. Aliia mencontohkan harga mobil mewah buatan negara-negara Barat kini lebih murah ketimbang sebelum peperangan di Ukraina berlangsung.
Oleh karena itu, Aliia memperkirakan Ukrainia akan menjadi lebih kecil. “Ukraina sebagai sebuah negeri tidak akan ada lagi,” ulasannya.
Aliia menyebut warga Ukraina yang ingin menjadi orang Eropa bakal memperoleh apa yang mereka inginkan.
Di sisi lain, Vladimir Putin akan memperoleh kontrol penuh atas tiga wilayah penting di Ukraina, yakni Donbas, Crimea, dan Donetsk.
“Semua orang-orang yang tinggal di sana menganggap diri mereka sebagai warga Rusia,” tutur Aliia.
Namun, dia tetap menyayangkan adanya perang di Ukraina. “Sungguh menyedihkan ada begitu banyak orang harus mati untuk mewujudkan itu,” katanya berkesimpulan. (star/jpnn)