RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah warung di Kabupaten Bekasi, sampai saat ini masih banyak yang nekat menjual rokok ilegal. Hal itu berdasarkan hasil operasi yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Bea Cukai.
Pelaksana tugas (Plt) Kasatpol PP Kabupaten Bekasi, Deni Mulyadi mengatakan, pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya pemilik warung-warung kecil, untuk tidak menjual rokok ilegal.
“Kami sudah lebih dari empat kali melaksanakan operasi bersama Bea Cukai, dan selalu berhasil menyita ratusan ribu batang rokok ilegal dari sejumlah warung,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Selasa (27/12).
Menurut Deni, untuk lokasi operasi tergantung informasi yang diperoleh dari masyarakat. Karena sebelum operasi, dirinya terlebih dulu menurunkan team untuk memantau. Dari hasil pemantauan yang dilakukan, pemilik warung kerap menyembunyikan rokok ilegal tersebut. Selain itu, rata-rata merk rokok ilegal yang beredar, namanya mirip-mirip (hampir sama) dengan yang asli.
“Setiap kami lakukan operasi ke warung-warung kecil, dapat banyak rokok ilegal, cuma terselubung. Kenapa masih beredar?, karena ada saja yang mencari rokok itu, sebab harganya murah,” ucap Deni.
Diketahui, Kabupaten Bekasi masih menjadi sasaran pendistribusian barang-barang ilegal. Sepanjang tahun 2022 ini, Bea dan Cukai Bekasi melakukan 172 penindakan di bidang Kepabeanan dan Cukai, serta delapan penindakan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP). Penindakan yang dilakukan Bea dan Cukai Bekasi ini, merupakan salah satu yang terbanyak di Indonesia.
Kepala KPPBC TMP A Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti menjelaskan, alasan kenapa Bekasi masih menjadi sasaran pendistribusian barang-barang ilegal, karena banyak buruh pabrik. Hal itu mengingat, di Kabupaten maupun Kota Bekasi, banyak pabrik. Sedangkan penghasilan buruh tidak seberapa.
“Itulah yang disasar. Kalau orang yang punya pendapatan tinggi dan tahu terkait dengan kesehatan, mana mungkin mau membeli rokok ilegal. Kebanyakan barang-barang ilegal yang masuk ke Bekasi, itu dari Jawa Timur,” terang Yanti, beberapa waktu lalu. (pra)