RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sudah mengajukan pembuatan tanggul laut ke Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Hal itu sebagai solusi untuk mengatasi abrasi pantai sekaligus banjir rob yang terjadi di sepanjang pesisir pantai, salah satunya Muara Gembong.
“Kami sudah usulkan ke Bappenas untuk pembuatan giant wall di sepanjang pantai, tapi memang belum ada jawaban atau kepastian. Jadi untuk sementara, penanganannya kami siapkan tempat evakuasi bagi warga yang terdampak banjir rob,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, kepada Radar Bekasi, Rabu (28/12).
Diakuinya, sebanyak 3.589 Kepala Keluarga (KK) dari lima desa di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, terdampak banjir rob. Lima desa yang terendam, yaitu Pantai Bakti, Pantai Sederhana, Pantai Mekar, Pantai Bahagia dan Pantai Harapanjaya.
Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengatakan, banjir rob kali ini merupakan lanjutan dari bencana serupa yang terjadi sepanjang Desember 2022. Gelombang bencana yang terjadi dalam jangka waktu berdekatan, karena disertai dengan musim hujan dan cuaca ekstrem.
“Banjir rob kali ini merupakan lanjutan, dan gelombang kedua di bulan Desember 2022. Memang terus mengalami peningkatan, tapi surutnya juga cepat,” bebernya.
Untuk penanganan jangka pendek, tambah Lukman, pihaknya sudah menyediakan lima titik lokasi pengungsian bagi warga yang terdampak banjir rob. Namun hingga saat ini, warga lebih memilih bertahan di rumah masing-masing meski terendam banjir rob.
“Lima titik lokasi pengungsian yang kami siapkan seperti di kantor kecamatan dan sekolah, tapi warga memilih bertahan di rumahnya, karena banjir rob sudah biasa bagi mereka,” tutur Lukman.
Menurutnya, penanganan banjir rob seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah daerah, provinsi dan pusat. Penanganan yang dilakukan juga seharusnya disertai dengan program relokasi warga.
“Ini menjadi PR bersama, bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat juga ikut serta. Kalau untuk relokasi, menurut saya warga Muaragembong mau dipindah, tapi memang butuh waktu,” ucap Lukman.
Banjir rob yang menjadi langganan di Muaragembong, menyebabkan pemukiman warga dan sejumlah fasilitas umum rusak. Selain itu, genangan akibat meluapnya air laut, membuat roda perekonomian warga setempat terganggu.
Kerugian yang ditimbulkan akibat dari setiap kali terjadi banjir rob, diperkirakan mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
“Tambak ikan dan udang saja yang terendam banjir rob jumlahnya ratusan bahkan sampai ribuan hektar. Jadi kalau sekali banjir rob, kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah,” tandasnya. (pra)