RADARBEKASI.ID, BEKASI – Guru ditekankan untuk menerapkan pendekatan dalam proses pembelajaran kepada siswa di kelas mulai semester dua tahun ajaran 2022/2023. Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi Prawiro Sudirjo mengatakan, saat ini tidak ada lagi istilah minimal atau maksimal yang harus dilakukan dalam proses pencapaian pembelajaran di kelas.
“Sebetulnya tidak ada istilah maksimal atau minimal untuk mengejar target seperti jaman dahulu. Contoh minimal lulus UN, minimal KKM dan sebagainya dalam proses pembelajaran saat ini, ” ujar Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi Prawiro Sudirjo kepada Radar Bekasi, Rabu (4/1).
Menurut Prawiro, penting bagi guru untuk menerapkan pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat mengetahui karakteristik peserta didiknya. Hal ini sebagai salah upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.
“Meningkatkan kompetensi dirinya dalam hal mengetahui kekurangan atau kelebihan muridnya secara satu persatu. Ini yang harus bisa guru lakukan dan itu menjadi sebuah tantangan bagi guru maupun sekolah,” terangnya.
Cara yang paling mudah diterapkan guru dalam pendekatan pembelajaran kepada siswa antara lain dengan melakukan tes diagnostic dan memberikan pre test.
“Dengan cara tersebut guru akan tahu apakah siswa sudah bisa atau belum memahami materi yang disampaikan,” terangnya.
BACA JUGA: Pengisian SKP bagi Guru PNS Penting untuk Evaluasi Kinerja
Selanjutnya, guru dapat melakukan terapi yang berbeda sesuai kemampuan siswa. Selain itu, guru dapat meneliti gaya belajar siswa seperti auditori, kinestetik, atau visual.
“Gaya belajar juga harus diteliti oleh guru, dicari apa minatnya lalu disurvei pembelajaran apa yang mereka sukai,” ucapnya.
Diakui, pendekatan dalam pembelajaran cukup sulit untuk diterapkan oleh sebagian guru. Penyebabnya, kesibukan lain yang dijalani oleh guru bersangkutan.
“Pendekatan dalam proses pembelajaran memang sulit untuk dilakukan sebagian guru, karena beberapa kesibukan lain yang juga dijalani. Sehingga memang dibutuhkan kesabaran dalam proses penerapannya,” tuturnya.
Sementara Kepala SMAN 1 Sukakarya Kabupaten Bekasi Acep Hadi mengaku guru dituntut untuk mampu mengembangkan pendekatan dan strategi dalam proses pembelajaran.
“Jika guru bisa menyentuh pendekatan tersebut dengan baik, maka tidak mungkin akan banyak dampak positif yang didapatkan. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, dan tentunya guru serta murid dapat berkolaborasi lebih baik lagi,” pungkasnya. (dew)