RADARBEKASI.ID, SUMBAR – Gunung Marapi di Sumatera Barat, wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, seharian tadi siang sudah tujuh kali ‘batuk’, Sabtu (7/1/2023).
Berdasar data Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) di Belakang Balok Kota Bukittinggi, sejak pagi tadi (7/1/2023), Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik.
Staf Pos Pengamatan Gunung Api Marapi PVMBG Ahmad Rifandi menyebutkan, hingga pukul 14.51 WIB siang ini, tercatat sudah tujuh kali terjadi erupsi.
”Erupsi pertama kali terjadi pada pukul 06.11 WIB dengan ketinggian semburan abu vulkanik sekitar 300 meter di atas puncak gunung, beramplitudo 13,4 mm serta durasi 45 detik,” kata Ahmad Rifandi seperti dilansir dari Antara.
BACA JUGA: PVMBG: Jangan Dekati Kawah Gunung Ijen, Bahaya!
Erupsi kedua terjadi pukul 09.44 WIB dengan semburan abu vulkanik setinggi 200 meter yang terekam seismograf 2,4 mm, berdurasi 1 menit 49 detik. Erupsi ketiga pukul 10.34 WIB dengan ketinggian abu vulkanik 250 meter yang terekam seismograf beramplitudo 11 mm berdurasi 40 detik.
”Erupsi keempat pukul 11.35 WIB, namun tidak teramati secara visual lantaran tertutup kabut tebal meski terekam seismograf 4,5 mm berdurasi 30 detik. Erupsi kelima pukul 11.44 WIB juga tidak teramati juga karena tertutup kabut pekat beramplitudo 2,2 mm durasi 31 detik,” terang Ahmad Rifandi.
Sementara itu, lanjut dia, erupsi keenam pukul 12.30 WIB tidak teramati walau terekam seismograf 23,4 mm berdurasi 39 detik. Selanjutnya erupsi ketujuh pada pukul 14:51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 3.091 m di atas permukaan laut).
”Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara, erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 mm dan durasi 46 detik,” papar Ahmad Rifandi.
Ahmad Rifandi menjelaskan, Gunung Marapi terakhir kali tercatat mengalami erupsi pada 2017.
”Berdasar hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga 7 Januari pukul 08.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada level II atau waspada, dengan radius aman 3 kilometer dari kawah,” ungkap Ahmad Rifandi.
Rekomendasi pada tingkat aktivitas level II atau waspada, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas atau mendekati radius 3 kilometer dari kawah atau puncak, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan.
”Selain itu masyarakat di sekitar Gunung Marapi diharapkan tetap tenang tidak terpancing isu-isu tentang letusan, berharap selalu berkoordinasi dengan PVMBG, dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” ucap Ahmad Rifandi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito meminta informasi terkini dari situasi Gunung Marapi agar dapat diteruskan kelompok pencinta alam dan pendaki.
”Agar langkah antisipasi dapat dijalankan, informasi berantai dari kelompok pencinta alam dan pendaki gunung untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang mungkin bisa terjadi,” kata Bambang.
Diketahui, masih ada puluhan pendaki gunung yang tetap menempuh pendakian dan berkemping di sekitaran Gunung Marapi.
Saat ini Gunung Marapi berada pada status level II atau waspada, BKSDA mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekat pada radius tiga kilometer dari puncak. (jpc)
