Berita Bekasi Nomor Satu

Lambung Bocor Usai Jajan Chikbul

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bekas jahitan di perut Afnan (4) belum sepenuhnya dibiarkan bersentuhan langsung dengan udara bebas atau benda-benda disekitarnya, masih dibalut perban tipis untuk menutup jahitan dengan panjang sekira 15 cm. Menjelang akhir tahun kemarin ia terpaksa harus menjalani operasi besar lantaran organ dalam tubuhnya mengalami kerusakan.

Semua berawal ketika Afnan usai mengkonsumsi makanan ringan yang tengah digandrungi anak-anak, Chiki Ngebul atau Chikbul. Jajanan ini menawarkan sensasi makan snack dingin, kepulan asap keluar dari mulut saat seseorang memakannya.

Ya, jajanan ini mencampurkan makanan ringan warna-warni dengan nitrogen cair. Cairan ini dapat membekukan makanan secara cepat, dan mengeluarkan asap tebal.

Makanan ini lah yang dikonsumsi oleh Afnan, ia membelinya di pasar malam, tidak jauh dari rumahnya, bersama dengan keluarga. Bukan hanya Afnan yang memakan jajanan ini, tetapi ada anak-anak lain yang juga membeli dan mengkonsumsinya, tetapi hanya Afnan yang mengeluarkan gejala sesaat setelahnya.

Beberapa saat setelah mengkonsumsi Chikbul, kedua orang tua Afnan panik, anaknya mengerang kesakitan.

“Jadi pas makan itu jerit (berteriak kesakitan), pas saya pegang (perutnya) itu semua keras, dan malam itu juga langsung kita bawa ke Rumah Sakit (RS),” kata sang ayah, Jamaludin (30), Minggu (8/1).

Warga RT 10/07, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi ini mengaku sempat membawa anaknya ke klinik dan RS terdekat, tapi tidak bisa memberikan tindakan medis. Akhirnya, Afnan dirujuk ke RS Haji Jakarta.

Hasil pemeriksaan awal di RS Haji Jakarta, Rontgen RS memberikan informasi perut Afnan dipenuhi udara. Diagnosa dokter, terjadi kebocoran pada lambung Afnan, sekira 2 cm.”Pagi langsung dilakukan tindakan operasi besar, di RS Haji Jakarta,” ungkapnya.

Afnan saat ini sudah kembali menjalani aktivitas di rumah, ia menjalani perawatan selama enam hari di RS. Dokter mengizinkan Afnan pulang setelah kondisi lambung, organ dalam lainnya, termasuk jahitan bekas operasi dinyatakan baik.

Jamaludin memastikan, kondisi kesehatan anaknya pada tanggal 21 Desember sebelum mengkonsumsi Chikbul dalam keadaan baik. Ia berharap berbagai jenis jajanan anak yang dijual bebas mendapat perhatian lebih, terkait dengan pengawasan bahan makanan dan lainnya.

Lebih dari itu, ia juga meminta kepada orang tua yang lain untuk lebih cermat dalam menjaga anak-anak mereka.”Salah satunya dari jajanan yang kita tidak tahu bahayanya. Sehingga tidak ada lagi kejadian-kejadian yang seperti anak kami,” tambahnya.

Tidak hanya Afnan yang mengalami hal ini, ada tiga anak lain di Kota Bekasi yang menjadi korban kasus keracunan Chikbul di Bekasi, catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat. Total ada puluhan korban keracunan jajanan ini, 24 lainnya ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Hal ini dibenarkan oleh Dinkes Kota Bekasi. Saat ini, Dinkes Kota Bekasi tengah melakukan investigasi terhadap kasus yang menimpa empat orang anak di wilayah Kota Bekasi.”Ya, saat ini kita sedang investigasi, Senin atau Selasa kita informasikan,” kata Plt Sekretaris Dinkes Kota Bekasi, Hadi Prabowo.

Sementara itu, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman mengatakan, kasus ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia, bahkan sudah pernah terjadi sejak tahun 2018. Nitrogen cair yang dicampur ke dalam makanan ini dapat menimbulkan luka bakar, atau kerusakan pada organ dalam manusia.

Keamanan pada produk makanan ini membutuhkan perhatian serius, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah mengingatkan agar tidak memakan atau meminum cairan nitrogen.

“Karena begitu dingin dan bisa menyebabkan kerusakan organ dalam. Belum lagi mengkonsumsi makanan minuman dengan nitrogen cair yang dingin itu, itu bisa menyebabkan yang namanya Spasme (penyempitan sementara saluran pernapasan),” ungkapnya.

Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia dapat mengalami kerusakan, sepanjang jalan yang dilalui oleh makanan mengandung nitrogen cair tersebut diproses oleh tubuh. Mulai dari mulut, sampai ke dalam lambung.

“Panjang, ini bisa panjang, dan ini bisa fatal ya sepanjang organ-organ itu, bahkan kerongkongan itu bisa terbakar, karena dia makan lewat situ ya,” tambahnya. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin