RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tinggal beberapa hari lagi jelang perayaan Imlek 2023, permintaan kue keranjang atau yang biasa disebut dodol Cina di Kabupaten Bekasi, meningkat tajam.
Dalam sehari, pengrajin kue keranjang mampu memproduksi satu ton atau lebih dari seribu bungkus.
Pemilik usaha kue keranjang, Ester (53) mengaku, dalam sepekan terakhir disibukkan dengan meningkatnya permintaan atau pesanan dari luar Kabupaten Bekasi.
“Pesanannya itu biasa dari para langganan, bahkan ada juga dari luar daerah seperti Bandung dan Surabaya,” kata Ester kepada Radar Bekasi, saat ditemui di Kampung Cabang Kebon Kelapa, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Menurut Ester, menjelang perayaan Imlek 2023 kali ini, usaha rumahan kue keranjang musiman yang sudah digelutinya belasan tahun itu, mampu memproduksi satu ton kue keranjang. Dan untuk memenuhi pesanan para pelanggannya, ia harus menambah tenaga kerja di tempat usahanya itu.
“Sekarang ini ada 10 pekerja, tapi kalau hari biasa, kami memang tidak produksi, melainkan untuk pesanan Imlek saja,” terangnya.
Proses pembuatannya, lanjut Ester, mulai dari penggilingan beras, mempersiapkan adonan kue keranjang dari bahan seperti gula merah, tepung beras, dan santan kelapa, dikerjakan secara tradisional.
Hal tersebut, dilakukan untuk menjaga cita rasa keaslian kue keranjang yang diproduksinya. Bahkan, untuk memasaknya pun masih menggunakan kayu bakar, sehingga membutuhkan waktu hingga 14 jam.
“Untuk harga satu kilogramnya kami jual Rp 30.000, ada yang dibungkus daun untuk sembahyang, harganya lebih dari Rp 30.000,” bebernya.
Meski begitu, Ester mengaku pemesanan dibanding saat pandemi Covid 19, tidak terjadi peningkatan pesanan yang signifikan.
“Peningkatannya tidak terlalu jauh beda pada saat pandemi,” tuturnya.
Ester memprediksi, permintaan akan terus meningkat hingga mendekati perayaan Imlek 2023 ini. Pasalnya, kue keranjang menjadi salah satu panganan yang wajib pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
“Biasanya terus meningkat sampai minus tiga hari perayaan Imlek,” pungkasnya. (pra)
