Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Berseragam Provost, Pria Ini Tuntut Lahan Orangtuanya di Komplek Perumahan di Jatisampurna, Sebut-Sebut Nama Kapolri Jenderal Listyo

Bripka Madih, seorang anggota Provost Polres Jakarta Timur mempertanyakan dugaan penyerobotan lahan milik orangtuanya ke pengembang perumahan di Jatiwarna, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (31/1/2023). Foto Ahmad Pairudz.

RADARBEKASI.ID, JATISAMPURNA – Menggunakan seragam Provost Polres Jakarta Timur, Madih menyambangi Perumahan Primer Estate di Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Jatisampurna, Selasa (31/1/2023) kemarin.

Kedatangan Madih ke komplek perumahan itu bukan tanpa alasan. Dia berdalih, kedatangannya dalam rangka memperjuangkan keadilan atas lahan tanah orangtuanya, Tonge bin Nyimin.

Madih mengklaim, tanah seluas lebih kurang 6.000 meter persegi milik orangtuanya diduga diserobot pengembang perumahan lewat tangan-tangan oknum makelar tanah.

Dia mendesak, pihak pengembang mengembalikan hak orangtuanya itu yang tercatat dalam girik bernomor C 815 dan C 191.

BACA JUGA: Salah Paham Soal Tanah, Warga Harapanmulya Diancam Senjata Tajam

Madih menilai, lahan tanah milik orang tuanya diserobot dan dijualbelikan. Padahal menurutnya, girik di nomor C 815 itu masih utuh, belum ada pemecahan.

“Saya menduga seluas 2.954 meter telah diserobot pihak pengembang. Sementara girik C 191 seluas 3.600 meter diduga telah diserobot oleh oknum-oknum makelar tanah,” katanya.

Selain itu, penyerobotan tanah orang tuanya telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Namun, hal itu menemukan kebuntuan, karena tidak mendapat respon baik, meskipun dirinya anggota polisi.

“Dari Mabes itu kita disuruh menunggu waktu untuk proses berikutnya. Pemeriksaan pemeriksaan apa, coba kita diarahin ke Dumas bukan bikin laporan,” ucapnya.

BACA JUGA: Soal Lahan Fasos Fasum di Jatibening 2 Digugat, Distaru: Itu Aset, Kami Punya Bukti Cukup

Dia juga mengkritik kinerja sesama korpsnya di Polri. “Sebenernya polisi di Mabes bener nggak sih. Dirtipidum Mabes Polri di Satgas Mafia Tanah. Mohon maaf yang bentuk siapa, kalau yang membentuk itu bapak kita yang terhormat Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo. Masa sih kita udah jadi korban malah diarahkan ke Dumas,” tambahnya.

Ia mengaku, keluarganya masih membayar pajak dan mengaku sebagai pegawai rendahan di Polri melapor kasus tanah ini tanpa menggunakan duit sepeser pun.

“Kenapa orang kaya membangun lahan ini yang jelas-jelas lahannya belum dijual berani membangun. Dari mana dasarnya coba, siapa yang berikan izin ini. Saya berharap segenap penegak hukum dari Satgas Mafia Tanah bisa menyelidiki kasus penyerobotan lahan orang tua saya dan dapat menuntaskannya,” tutupnya. (pay)