RADARBEKASI.ID, BEKASI – Inovasi seolah menjadi nafas bagi seorang Fitri Widyati. Birokrat berusia 43 tahun ini bahkan mampu menginovasi layanan publik layaknya sejumlah atraksi. Tak ayal sejumlah prestasi mentereng pada 2022 berhasil diborong oleh Camat Bekasi Timur ini.
Mulai dari Kecamatan Terinovatif tingkat Kota Bekasi 2022, dan menjadi Kecamatan Terbaik Pertama tingkat provinsi Jawa Barat pada tahun yang sama.
Sejak menjabat Camat Bekasi Timur pada 2021, tak kurang tujuh inovasi program layanan publik dia jalankan. Akselerasi pertama yang terlahir dari tangan dingin Fitri ialah ‘Jemput Bola Layanan Bekasi Timur’ (Jebolan Timur). Program ini menitikberatkan pada kesigapan aparatur dalam bertugas.
“Kami punya inovasi namanya jemput bola, dimana semua akses pelayanan kita jemput. Jadi setiap pamor kami bagi ada yang tiga orang, dua orang sampai dengan seorang. Intinya disesuaikan dengan jumlah penduduk, mereka kita tempatkan di setiap RW,” jelasnya saat ditemui Radar Bekasi, Rabu (8/2).
Layanan ini kerap menjadi solusi bagi masyarakat yang belum mampu mengakses sejumlah program digital yang dimiliki Pemkot Bekasi.
“Jadikan dari Disdukcapil sebenarnya ada aplikasi layanan secara daring, tapi ada beberapa masyarakat yang belum paham IT sehingga kami hadir untuk membantu itu,” tuturnya.
“Titik berat tugas kecamatan adalah pada pelayanan publik, dimana kami ingin memberikan pelayanan terbaik kami dengan sejumlah inovasi yang tentunya dapat memudahkan masyarakat,” ujarnya.

Fitri kemudian melahirkan inovasi lainnya yang ia beri nama Pelayanan Malam (Lamar Si Eneng). Program ini melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberi nama Pasar Rakyat UMKM.
“Lamar Si Eneng ini merupakan inovasi yang kami berikan kepada masyarakat yang siangnya sibuk bekerja. Jadi layanan ini kami buka Jumat malam pada pukul 16.00 Wib – 20.00 WIB,” ucapnya.
Suasana pelayanan malam ini sama sekali tak menakutkan lantaran Fitri memberikan ruang kepada pelaku usaha untuk berjualan. Ya, situasi layanan berlangsung hidup di malam hari lantaran selasar kantor dia ubah menjadi pasar rakyat UMKM.
“Mendorong para pelaku UMKM untuk menjajakan hasil jualannya, karena saya ingin masyarakat yang memiliki usaha bisa maju dan berani menjual hasil dagangannya. Untuk pasar rakyat ini biasanya sampai jam 10 malam,” terangnya.
Selain dua inovasi itu, sudah dua tahun ini Fitri telah rutin menggulirkan inovasi festival budaya Bekasi Timur.
“Festival budaya Bekasi timur ini berlangsung setahun sekali. Kami libatkan seluruh unsur masyarakat dari beragam suku. Tujuannya adalah mempererat tali silaturahmi dan komunikasi,” tuturnya.
Suasana festival yang digelar tak hanya sekadar menciptakan kemeriahan. Sebab pada kesempatan itu, Fitri juga selipkan program lainnya yaitu Perayaan Khitan Masal (Perhiasan Timur). Program ini tentu saja menjadi akses bagi keluarga tak mampu dalam melangsungkan khitanan untuk anak lelakinya. Gelaran ‘Perhiasan Timur’ setahun lalu berhasil mengkhitan 109 anak.
“Jadi dalam kegiatan festival budaya ini kami juga melakukan inovasi khitan massal, kami ajak seluruh rumah sakit yang ada di wilayah Bekasi timur untuk ikut berpartisipasi,” ucapnya.
Tak habis di situ, beberapa inovasi lain seperti Operasi Sayang Siswa (OSIS) Bekasi Timur, dan Gerakan Siswa Peduli Lingkungan (Sapulidi) Bekasi Timur juga hadir sebagai akselerasi pemerintah dalam melayani masyarakat Kota Bekasi
“Inovasi OSIS Bekasi Timur, dan Sapulidi Bekasi Timur ini berfokus pada siswa untuk pencegahan tawuran. Kami lakukan giat rutin untuk menyisir anak-anak yang berkumpul untuk mencegah terjadinya tawuran,” jelasnya.
Sementara untuk inovasi Sapulidi, Fitri ingin melahirkan pemahaman terkait proses pengelolaan dan pengolahan sampah kepada masyarakat Bekasi Timur.
“Sapulidi ini saya terapkan di sekolah dan juga aparatur. Jadi lewat program ini kami bisa mulai memilah dan memilih mana sampah yang bisa didaur ulang dan tidak,” ucapnya.
Fitri mengaku, bahwa semua inovasi yang telah ia terapkan terus dievaluasi hingga masyarakat mendapatkan layanan secara maksimal. Dan tentu saja, Fitri juga merasa bersyukur memiliki tim kerja yang brilian sehingga mampu melahirkan banyak inovasi.
“Inovasi ini merupakan solusi dari setiap permasalahan yang ada, jadi kita harapkan inovasi yang dibuat bisa benar-benar dirasakan kebermanfaatannya,” jelasnya. (dew)