Berita Bekasi Nomor Satu

Banjir di Kabupaten Bekasi Meluas

DIEVAKUASI: Sejumlah ibu-ibu bersama anaknya dievakuasi oleh petugas menggunakan perahu saat banjir melanda Perumahan Puri Nirwana Residence di Karangbahagia Kabupaten Bekasi, Sabtu (25/2). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hujan deras yang terus melanda Kabupaten Bekasi mulai Kamis (23/2) malam hingga Minggu (26/2) membuat sejumlah wilayah terendam banjir. Bahkan, banjir yang melanda Kabupaten Bekasi kian meluas.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, pada Jumat (24/2) terdapat enam kecamatan yang dilanda banjir, meliputi Babelan, Sukatani, Karang Bahagia, Tambun Utara, Sukakarya dan Cikarang Utara.

Sementara pada Minggu (26/2) wilayah yang terdampak banjir meluas menjadi sembilan kecamatan, meliputi Karang Bahagia, Babelan, Sukatani, Cikarang Utara, Sukakarya, Tambun Utara, Kedungwaringin, Tambelang, dan Tarumajaya. “Pada hari Jumat ada enam kecamatan. Sekarang meluas menjadi sembilan kecamatan,” Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi Muhammad Said kepada Radar Bekasi, Minggu (26/2)

Meluasnya wilayah yang terdampak banjir ini disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi pada Jumat (24/2) sampai Minggu (26/2). Sementara untuk luapan kali maupun sungai masih relatif aman. Namun pada prinsipnya secara umum sudah mulai surut, hanya tinggal di beberapa titik. Berdasarkan pemantauan di lapangan yang masih tergenang banjir Kecamatan Karang Bahagia, Sukatani, dan Cabang Bungin.

“Sampai hari tenda pengungsian masih standby di Kali Ulu, Cikarang Utara, Tambun Utara, dan Tarumajaya. Tapi sekarang masyarakat sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing,” ucapnya.

Dari keterangan BMKG potensi hujan masih terus berlangsung sampai Maret. Tetapi sebenarnya puncak hujan sudah lewat berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

“Jadi kelihatan sekarang ini sisa-sisa musim hujan. Mudah-mudahan tidak ada lagi intensitas hujan yang tinggi lagi,” tuturnya.

Namun demikian, BPBD terus melakukan persiapan-persiapan, mulai dari standbykan semua personil, baik relawan maupun komunitas-komunitas. Mereka ada yang bertugas di kantor, lokasi, maupun sekitar tempat tinggalnya. Mereka sudah diinstruksikan untuk aktif memantau perkembangan di wilayahnya masing-masing.

Sementara dari segi peralatan, dirinya menyiapkan 100 unit perahu dan sampai sekarang sebagian masih berada di lokasi banjir, seperti Karang Bahagia dan Sukatani. Termasuk logistik sudah didistribusikan. “Logistik kami sudah mendistribusikan ke banyak wilayah terdampak banjir,” katanya.

Sementara itu, warga korban banjir di Perumahan Puri Nirwana Residence Desa Sukaraya Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi, mengeluhkan belum adanya bantuan logistik makanan dari Pemerintah Daerah. Sehingga warga harus berjalan menerjang ketinggian air untuk membeli bahan makanan dan obat-obatan dari hasil swadaya yang ada dalam satu blok perumahan tersebut.

“Ya belanja buat kebutuhan di gang kita saja. Ini pakai uang kas, kalau dari pemerintah bantuan belum ada, cuma ada tadi itu bantuan mi instan dari pak RT yang nyalurin,” ujar warga perumahan Puri Nirwana Residence, Aji (39), Jumat (23/2) malam.

Diketahui banjir merendam 1.200 KK di Perumahan Puri Nirwana Residence. Banjir disebabkan jebolnya tanggul sungai Kalenrasmi yang tak mampu menahan debit air setelah hujan deras mengguyur sejumlah di wilayah Kabupaten Bekasi tiga hari terakhir ini.

Seorang warga Perumahan Puri Nirwana Residence meninggal dalam kondisi banjir. Pria bernama Dimas (32) itu meninggal karena terlambat di evakuasi saat hendak dibawa ke rumah sakit. “Korban menderita sakit darah tinggi dan meminta dievakuasi menggunakan perahu karet untuk dibawa ke rumah sakit,” kata Gomes (47) tetangga korban saat dimintai keterangan, Sabtu (25/2).

Kedatangan perahu terlalu lama untuk mengevakuasi korban, hal itu membuat warga tersebut meninggal sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pasalnya, perahu karet yang digunakan untuk evakuasi warga sangat minim. Sehingga membuat tim relawan dan petugas kepolisian terkesan kewalahan.

“Mungkin karena terlambat penanganannya, ditambah kita nunggu perahunya karena antri. Kalau tidak antri si perahunya sudah cepat,” ucapnya.

Sementara, jenazah usai disalatkan warga langsung dibawa menggunakan mobil petugas Kepolisian Sektor Cikarang Utara untuk dimakamkan di pemakaman umum Desa Sukaraya. (pra)