Berita Bekasi Nomor Satu

Fokus Penanganan Banjir Menahun, Dewan Minta Pemkot Tak Abaikan Warga Gang Cue

BANJIR:Suasana perkampungan Gang Cue yang ditinggal penghuninya akibat terendam banjir di Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (6/3) lalu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Air yang sudah menggenang berbulan-bulan di Gang Cue RT dan RT 06, RW 01, Kelurahan Durenjaya, Kecamatan Bekasi Timur dikhawatirkan membawa penyakit bagi warga yang masih bertahan di rumah mereka.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan diajak menyelesaikan permasalahan ini.

Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim mengatakan, pihaknya akan menggali sumber permasalahan di lingkungan permukiman tersebut. Ia menekankan agar warga yang tinggal di lokasi tersebut tidak diabaikan oleh pemerintah Kota Bekasi.

Setiap pihak memiliki hak dan tanggung jawab masing-masing, baik masyarakat maupun pemerintah daerah. Masalah di lingkungan tersebut akan dipilah mulai dari saluran air sampai dampak lingkungan akibat genangan air yang selama ini merendam permukiman.

“Kalau begitu itu harus dicari solusi, kemana pembuangan airnya, begitu juga dampak lingkungan ya bagaimana. Itu bisa jadi penyakit juga, kasihan apalagi ada anak-anak yang tinggal disitu kan, kita akan konsen melihat seperti itu,” katanya, Selasa (7/3).

Rencananya, Komisi II akan mengundang pemerintah kota, mulai dari tingkat kelurahan sampai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dinilai bisa turut serta menyelesaikan masalah tersebut.

Lebih lanjut, Arif menilai permasalahan yang terjadi di Gang Cue tergolong aneh, air menggenang hingga berbulan-bulan di permukiman warga. Saluran air pasar baru hingga saluran air dari dalam ke luar permukiman warga akan ditelaah.

“Kami, BMSDA, akan kita undang mereka semua bersama-sama, termasuk Disperindag karena katanya nempel dengan pasar baru. Salurannya ini gimana sih sebenarnya di pasar sendiri ini seperti apa sampai kroditnya sedemikian rupa,” tambahnya.

Di lokasi, air berwarna kehitaman menggenang di permukiman warga. Nampak sejumlah bangunan rumah dan kontrakan kosong, terbengkalai ditinggal warga pindah ke wilayah permukiman lain.

Meskipun sudah ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota, belum bisa menyelamatkan permukiman warga dari genangan air. Pompa air yang ada juga tidak bisa menjadi solusi.

Sebelumnya, Sekertaris DBMSDA Kota Bekasi Solikhin menjelaskan bahwa sementara ini tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan genangan air di permukiman warga, selain pompa air. Pompa permanen rencananya akan dipasang untuk mengeluarkan air ke luar permukiman warga.

“Kemarin kita pasang pompa mobile, bukan pompa permanen. Nanti kita usahakan permanen InsyaAllah,” ungkapnya.

Faktor utama genangan air di permukiman warga tersebut lantaran topografi wilayah berada di cekungan. Dataran permukiman lebih rendah dibanding wilayah sekitarnya.

“Memang rencana mau dipasang pompa. Ini sebenarnya kaya Amsterdam effort nya,” ungkapnya. (sur)